Boyolali (ANTARA) - Kepala Polda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi menyebutkan hasil pemantauan di Ungaran Kabupaten Semarang, Salatiga, dan Boyolali menunjukkan posko penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro sudah digelar untuk mengantisipasi perkembangan penularan pandemi COVID-19.
"Saya mengecek beberapa Posko PPKM Mikro di Ungaran Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan sekarang di Banyudono Boyolali, tergelar dan siap untuk mengantisipasi perkembangan dari pandemi COVID-19," katanya didampingi Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari saat mengecek kesiapan Posko PPKM Mikro di Desa Banyudono di Boyolali, Kamis.
Pihaknya melihat di Desa Banyudono ternyata hanya satu RT yang dinyatakan zona kuning COVID-19, sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan.
Namun, ia berpesan kepada aparat setempat, terutama anggota bhabinsa, bhabinkamtibmas, kepala desa, petugas kesehatan, dan bidang lain di desa itu untuk tetap waspada.
"Karena, Desa Banyudono merupakan daerah lintasan sangat mungkin orang-orang dari luar daerah lewat di sini, sehingga antisipasi itu yang diperlukan. Namun, daerah ini, ke depan mudah-mudahan segera dinyatakan zona warna hijau COVID-19," katanya.
Menyinggung soal evaluasi dengan menerapkan masa PPKM Jawa-Bali, kata dia, untuk kasus COVID-19 khusus di wilayah Jateng dua pekan ini menurun.
"Zonasi juga menurun, di Jateng sebelumnya ada desa masuk zona merah sekarang sudah tidak ada," katanya.
Baca juga: Menko Perekonomian: Ekonomi 2021 "rebound" kisaran 5,5 persen
Bahkan, katanya, angka kesembuhan pasien dari COVID-19 di Jateng juga tinggi karena adanya kebersamaan masyarakat, seperti melalui kegiatan Jogo Tonggo, Jogo Wargo, kampung siaga dari masyarakat untuk masyarakat.
Menurut dia, kesiapan posko sudah tampak baik, kesiapan personel gabungan kades, bhabinkamtibmas, bhabinsa hingga tenaga medis juga telah memahami tugas dan fungsi masing-masing.
Ia menyebut di posko sudah ada panel data terkait dengan 3T, "testing", "tracking", dan "treatment" COVID-19.
Selain itu, katanya, dari segi sarana dan prasarana telah didukung dengan perlengkapan alat pelindung diri (APD) dan disinfektan yang memadai, serta protokol kesehatan 3M.
"Kami berharap para petugas terus menjaga kesehatan dan menegakkan 3M agar tidak terpapar COVID-19. Bantu masyarakat dan pemerintah untuk menyelesaikan COVID-19 ini, dalam hal pendisiplinan dan 'tracking' (pelacakan)," kata dia.
Baca juga: Desa Karanggeneng di Boyolali jadi percontohan PPKM mikro
Baca juga: Cilacap optimistis PPKM berbasis mikro tekan penularan COVID-19
"Saya mengecek beberapa Posko PPKM Mikro di Ungaran Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan sekarang di Banyudono Boyolali, tergelar dan siap untuk mengantisipasi perkembangan dari pandemi COVID-19," katanya didampingi Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari saat mengecek kesiapan Posko PPKM Mikro di Desa Banyudono di Boyolali, Kamis.
Pihaknya melihat di Desa Banyudono ternyata hanya satu RT yang dinyatakan zona kuning COVID-19, sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan.
Namun, ia berpesan kepada aparat setempat, terutama anggota bhabinsa, bhabinkamtibmas, kepala desa, petugas kesehatan, dan bidang lain di desa itu untuk tetap waspada.
"Karena, Desa Banyudono merupakan daerah lintasan sangat mungkin orang-orang dari luar daerah lewat di sini, sehingga antisipasi itu yang diperlukan. Namun, daerah ini, ke depan mudah-mudahan segera dinyatakan zona warna hijau COVID-19," katanya.
Menyinggung soal evaluasi dengan menerapkan masa PPKM Jawa-Bali, kata dia, untuk kasus COVID-19 khusus di wilayah Jateng dua pekan ini menurun.
"Zonasi juga menurun, di Jateng sebelumnya ada desa masuk zona merah sekarang sudah tidak ada," katanya.
Baca juga: Menko Perekonomian: Ekonomi 2021 "rebound" kisaran 5,5 persen
Bahkan, katanya, angka kesembuhan pasien dari COVID-19 di Jateng juga tinggi karena adanya kebersamaan masyarakat, seperti melalui kegiatan Jogo Tonggo, Jogo Wargo, kampung siaga dari masyarakat untuk masyarakat.
Menurut dia, kesiapan posko sudah tampak baik, kesiapan personel gabungan kades, bhabinkamtibmas, bhabinsa hingga tenaga medis juga telah memahami tugas dan fungsi masing-masing.
Ia menyebut di posko sudah ada panel data terkait dengan 3T, "testing", "tracking", dan "treatment" COVID-19.
Selain itu, katanya, dari segi sarana dan prasarana telah didukung dengan perlengkapan alat pelindung diri (APD) dan disinfektan yang memadai, serta protokol kesehatan 3M.
"Kami berharap para petugas terus menjaga kesehatan dan menegakkan 3M agar tidak terpapar COVID-19. Bantu masyarakat dan pemerintah untuk menyelesaikan COVID-19 ini, dalam hal pendisiplinan dan 'tracking' (pelacakan)," kata dia.
Baca juga: Desa Karanggeneng di Boyolali jadi percontohan PPKM mikro
Baca juga: Cilacap optimistis PPKM berbasis mikro tekan penularan COVID-19