Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta memasifkan penelusuran kontak erat kasus COVID-19 untuk meminimalisasi penyebaran virus corona jenis baru tersebut di Solo, Provinsi Jawa Tengah.
"Yang utama bagi saya adalah tetap melakukan 'tracing' (penelusuran) yang kencang, daripada kami biarkan malah banyak yang meninggal dunia," kata Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo di Solo, Kamis.
Ia mengatakan karena masif penelusuran dan libur panjang Maulid Nabi Muhammad beberapa waktu lalu, terjadi lonjakan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Kota Solo.
Baca juga: WHO: Orang dewasa dan anak-anak harus banyak bergerak di era pandemi
Bahkan, dalam satu bulan terakhir temuan penambahan jumlah kasus positif mencapai lebih dari 1.000 kasus.
Ia mengakui merasakan dilema terkait dengna upaya pencegahan penularan COVID-19 karena ketika harus melakukan penelusuran dan Pemkot Surakarta mengeluarkan biaya yang cukup besar, dinilai tidak bisa mengendalikan penyebaran, sedangkan jika tidak melakukannya akan makin salah karena tidak banyak yang ditemukan, tetapi yang meninggal dunia cukup banyak.
Selain aktif melakukan penelusuran, katanya, dalam menghadapi libur akhir tahun ini pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan mudik hingga vaksin tersedia.
"Harapan saya libur panjang besok bisa diubah (ditiadakan, red.), tetapi kalau seandainya mudik ya ditahan dulu. Tahun baru kalau perlu ada operasi yustisia KTP," katanya.
Baca juga: Update COVID-19 di Indonesia: 433.649 sembuh, dan 516.753 kasus positif
Mengenai ketersediaan vaksin COVID-19, kata dia, sejauh ini belum ada informasi lebih lanjut dari pemerintah pusat.
"Kalau kabar kapannya memang belum, tetapi nanti kalau sudah ada yang pertama kali divaksin kan tenaga kesehatan dulu, kedua TNI/Polri, dilanjutkan ASN, baru masyarakat," katanya.
Untuk segera memulai pemberian vaksin, pihaknya akan memperoleh surat dari Kementerian Kesehatan RI terlebih dahulu.
"Yang utama bagi saya adalah tetap melakukan 'tracing' (penelusuran) yang kencang, daripada kami biarkan malah banyak yang meninggal dunia," kata Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo di Solo, Kamis.
Ia mengatakan karena masif penelusuran dan libur panjang Maulid Nabi Muhammad beberapa waktu lalu, terjadi lonjakan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Kota Solo.
Baca juga: WHO: Orang dewasa dan anak-anak harus banyak bergerak di era pandemi
Bahkan, dalam satu bulan terakhir temuan penambahan jumlah kasus positif mencapai lebih dari 1.000 kasus.
Ia mengakui merasakan dilema terkait dengna upaya pencegahan penularan COVID-19 karena ketika harus melakukan penelusuran dan Pemkot Surakarta mengeluarkan biaya yang cukup besar, dinilai tidak bisa mengendalikan penyebaran, sedangkan jika tidak melakukannya akan makin salah karena tidak banyak yang ditemukan, tetapi yang meninggal dunia cukup banyak.
Selain aktif melakukan penelusuran, katanya, dalam menghadapi libur akhir tahun ini pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan mudik hingga vaksin tersedia.
"Harapan saya libur panjang besok bisa diubah (ditiadakan, red.), tetapi kalau seandainya mudik ya ditahan dulu. Tahun baru kalau perlu ada operasi yustisia KTP," katanya.
Baca juga: Update COVID-19 di Indonesia: 433.649 sembuh, dan 516.753 kasus positif
Mengenai ketersediaan vaksin COVID-19, kata dia, sejauh ini belum ada informasi lebih lanjut dari pemerintah pusat.
"Kalau kabar kapannya memang belum, tetapi nanti kalau sudah ada yang pertama kali divaksin kan tenaga kesehatan dulu, kedua TNI/Polri, dilanjutkan ASN, baru masyarakat," katanya.
Untuk segera memulai pemberian vaksin, pihaknya akan memperoleh surat dari Kementerian Kesehatan RI terlebih dahulu.