Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan dr Deliana Permatasari mengingatkan masyarakat agar tidak menganggap enteng penyakit menular Hepatitis A yang dapat memicu kegagalan fungsi hati.
"Hepatitis A bersifat akut. Hepatitis A telah diidentifikasi sebagai penyebab utama kegagalan hati secara tiba-tiba di sejumlah negara seperti Korea, Argentina dan Brazil," kata Deliana yang juga Vaccine Medical Director GlaxoSmithKline Indonesia (GSK) kepada wartawan di Jakarta, Ahad.
Ia mengatakan Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang disebabkan virus Hepatitis A. Virus dapat ditemukan dalam tinja dan darah orang yang terinfeksi.
Kontak manusia dengan virus tersebut, kata dia, bisa terjadi dalam berbagai skenario seperti menyebar melalui kontak langsung dan dekat dengan individu yang terinfeksi. Contohnya, orang yang merawat penderita yang sakit Hepatitis A.
Baca juga: Trio pemburu virus menangi Nobel untuk penemuan Hepatitis C
Baca juga: Dokter: Pandemi buat hepatitis A berkurang tapi hepatitis B meningkat
Infeksi virus Hepatitis A juga bisa melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Tidak semua orang yang terinfeksi Hepatitis A akan mengalami gejala seperti demam, mual, muntah, sakit perut parah, diare mengalami penguningan mata dan kulit serta urine menjadi gelap.
Ia mengatakan belum ada obat untuk menghilangkan Hepatitis A. Namun, ada dua cara pencegahan agar terhindar dari Hepatitis A.
Pertama, kata dia, menjaga kebersihan berupa cuci tangan dengan sabun dan air. Cuci tangan perlu dilakukan setelah menggunakan kamar kecil, mengganti popok, sebelum menyiapkan makanan dan sebelum makan.
Kedua, melakukan vaksinasi Hepatitis A. Tingkat efektivitas vaksin untuk mencegah Hepatitis A pada anak-anak adalah sekitar 85 persen dan dapat bertahan selama 15-20 tahun.*
Baca juga: Di masa pandemi, upaya pencegahan dan imunisasi hepatitis menurun
Baca juga: PPHI: Angka pemulihan bayi terinfeksi Hepatitis B hanya 10 persen
"Hepatitis A bersifat akut. Hepatitis A telah diidentifikasi sebagai penyebab utama kegagalan hati secara tiba-tiba di sejumlah negara seperti Korea, Argentina dan Brazil," kata Deliana yang juga Vaccine Medical Director GlaxoSmithKline Indonesia (GSK) kepada wartawan di Jakarta, Ahad.
Ia mengatakan Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang disebabkan virus Hepatitis A. Virus dapat ditemukan dalam tinja dan darah orang yang terinfeksi.
Kontak manusia dengan virus tersebut, kata dia, bisa terjadi dalam berbagai skenario seperti menyebar melalui kontak langsung dan dekat dengan individu yang terinfeksi. Contohnya, orang yang merawat penderita yang sakit Hepatitis A.
Baca juga: Trio pemburu virus menangi Nobel untuk penemuan Hepatitis C
Baca juga: Dokter: Pandemi buat hepatitis A berkurang tapi hepatitis B meningkat
Infeksi virus Hepatitis A juga bisa melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Tidak semua orang yang terinfeksi Hepatitis A akan mengalami gejala seperti demam, mual, muntah, sakit perut parah, diare mengalami penguningan mata dan kulit serta urine menjadi gelap.
Ia mengatakan belum ada obat untuk menghilangkan Hepatitis A. Namun, ada dua cara pencegahan agar terhindar dari Hepatitis A.
Pertama, kata dia, menjaga kebersihan berupa cuci tangan dengan sabun dan air. Cuci tangan perlu dilakukan setelah menggunakan kamar kecil, mengganti popok, sebelum menyiapkan makanan dan sebelum makan.
Kedua, melakukan vaksinasi Hepatitis A. Tingkat efektivitas vaksin untuk mencegah Hepatitis A pada anak-anak adalah sekitar 85 persen dan dapat bertahan selama 15-20 tahun.*
Baca juga: Di masa pandemi, upaya pencegahan dan imunisasi hepatitis menurun
Baca juga: PPHI: Angka pemulihan bayi terinfeksi Hepatitis B hanya 10 persen