Purwokerto (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tetap konsisten memberikan pelayanan untuk penanganan COVID-19 karena pandemi yang disebabkan virus corona jenis baru tersebut belum mereda.
Bahkan, pertambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia terus menunjukan grafik naik dan tidak ada satu hari pun terjadi penurunan jumlah kasus.
Sejak pandemi COVID-19 merebak, UMP telah melakukan berbagai langkah untuk meringankan beban mahasiswa dan masyarakat sekitar, mulai dari membagikan ribuan paket sembako, hand sanitizer, menciptakan robot, menerjunkan sukarelawan untuk menangani COVID-19, dan sebagainya.
Terkait dengan kondisi pandemi COVID-19 yang saat ini masih belum menunjukkan tanda-tanda mereda, Rektor UMP Dr. Anjar Nugroho mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai aksi secara cepat untuk dapat memberikan bantuan yang esensial guna membantu mereka yang terdampak.
"Selain memberikan beasiswa bagi mahasiswa terdampak pandemi COVID-19 juga pemberian bantuan logistik bagi mahasiswa yang tidak mudik dan donasi kepada kabupaten serta masyarakat umum terdampak COVID-19," katanya di Purwokerto, Selasa (6/10).
Baca juga: Rektor UMP dorong Presiden terbitkan Perppu terkait UU Cipta Kerja
Belum cukup sampai di situ, kata dia, kegiatan dalam rangka penanggulangan COVID-19 yang lain di antaranya pembuatan materi edukasi dalam beragam bentuk, bantuan wastafel portable, konsultasi daring oleh dokter yang menjadi dosen di UMP, membuka call center pelayanan COVID-19 untuk langkah preventif dan advis rujukan, serta membuat posko COVID-19 untuk layanan internal dan masyarakat sekitar.
Kemudian pemberian bantuan alat pelindung diri (APD), pendampingan psikososial oleh Fakultas Psikologi UMP, pembentukan surelawan COVID-19 yang terdiri atas dosen, karyawan dan mahasiswa, pembentukan tim riset COVID-19, serta seminar daring tentang COVID-19 dalam tinjauan kesehatan, ekonomi, dan psikologi.
"Kami berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam mengendalikan penyebaran pandemi ini dengan apa pun yang dapat kami lakukan," kata Rektor.
Sementara itu, Wakil Rektor UMP Bidang Akademik Dr. Jebul Suroso mengatakan berbagai kegiatan pendidikan mahasiswa dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan resiko terjangkit COVID-19 seperti dalam ujian praktik dan kuliah kerja nyata (KKN) dilakukan dengan sedapat mungkin menghindari kerumunan.
Baca juga: UMP gelar pelatihan Histeria dukung usaha kemandirian pangan masyarakat
"Dalam kegiatan KKN, UMP sudah melaksanakan KKN yang kami beri tajuk KKN Alternatif Darurat COVID. Dalam kegiatan ini, mahasiswa melaksanakan KKN di daerah masing-masing, dan melaksanakan KKN yang bersifat mendorong masyarakat melakukan upaya-upaya pencegahan penularan COVID-19," jelasnya.
Demikian juga dengan para dosen UMP, seluruhnya didorong untuk melakukan riset yang terkait dengan inovasi-inovasi dalam kegiatan penanganan Covid 19. ''Salah satu yang sudah kita buat, adalah pembuatan robot yang bisa melaksanakan pelayanan bagi pasien Covid 19 di ruang isolasi. Dengan menggunakan robot, kontak langsung antar tenaga pelayanan rumah sakit dan pasien, bisa diminimalisasi,'' katanya.
Terkait dengan tugas akhir berupa penyusunan skripsi, dia mengatakan hal itu sejak beberapa bulan terakhir digantikan dengan penulisan ilmiah dan pembuatan karya teknologi, sehingga mahasiswa tidak perlu terjun langsung ke lapangan untuk membuat skripsi.
"Termasuk dalam kegiatan seminar atau pendadaran skripsi, dilakukan secara online (daring, red.)," pungkasnya. (tgr)
Baca juga: UMP kemas PKKMB secara daring
Baca juga: Ribuan mahasiswa Masta IMM UMP deklarasikan Milenial Melawan COVID-19
Bahkan, pertambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia terus menunjukan grafik naik dan tidak ada satu hari pun terjadi penurunan jumlah kasus.
Sejak pandemi COVID-19 merebak, UMP telah melakukan berbagai langkah untuk meringankan beban mahasiswa dan masyarakat sekitar, mulai dari membagikan ribuan paket sembako, hand sanitizer, menciptakan robot, menerjunkan sukarelawan untuk menangani COVID-19, dan sebagainya.
Terkait dengan kondisi pandemi COVID-19 yang saat ini masih belum menunjukkan tanda-tanda mereda, Rektor UMP Dr. Anjar Nugroho mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai aksi secara cepat untuk dapat memberikan bantuan yang esensial guna membantu mereka yang terdampak.
"Selain memberikan beasiswa bagi mahasiswa terdampak pandemi COVID-19 juga pemberian bantuan logistik bagi mahasiswa yang tidak mudik dan donasi kepada kabupaten serta masyarakat umum terdampak COVID-19," katanya di Purwokerto, Selasa (6/10).
Baca juga: Rektor UMP dorong Presiden terbitkan Perppu terkait UU Cipta Kerja
Belum cukup sampai di situ, kata dia, kegiatan dalam rangka penanggulangan COVID-19 yang lain di antaranya pembuatan materi edukasi dalam beragam bentuk, bantuan wastafel portable, konsultasi daring oleh dokter yang menjadi dosen di UMP, membuka call center pelayanan COVID-19 untuk langkah preventif dan advis rujukan, serta membuat posko COVID-19 untuk layanan internal dan masyarakat sekitar.
Kemudian pemberian bantuan alat pelindung diri (APD), pendampingan psikososial oleh Fakultas Psikologi UMP, pembentukan surelawan COVID-19 yang terdiri atas dosen, karyawan dan mahasiswa, pembentukan tim riset COVID-19, serta seminar daring tentang COVID-19 dalam tinjauan kesehatan, ekonomi, dan psikologi.
"Kami berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam mengendalikan penyebaran pandemi ini dengan apa pun yang dapat kami lakukan," kata Rektor.
Sementara itu, Wakil Rektor UMP Bidang Akademik Dr. Jebul Suroso mengatakan berbagai kegiatan pendidikan mahasiswa dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan resiko terjangkit COVID-19 seperti dalam ujian praktik dan kuliah kerja nyata (KKN) dilakukan dengan sedapat mungkin menghindari kerumunan.
Baca juga: UMP gelar pelatihan Histeria dukung usaha kemandirian pangan masyarakat
"Dalam kegiatan KKN, UMP sudah melaksanakan KKN yang kami beri tajuk KKN Alternatif Darurat COVID. Dalam kegiatan ini, mahasiswa melaksanakan KKN di daerah masing-masing, dan melaksanakan KKN yang bersifat mendorong masyarakat melakukan upaya-upaya pencegahan penularan COVID-19," jelasnya.
Demikian juga dengan para dosen UMP, seluruhnya didorong untuk melakukan riset yang terkait dengan inovasi-inovasi dalam kegiatan penanganan Covid 19. ''Salah satu yang sudah kita buat, adalah pembuatan robot yang bisa melaksanakan pelayanan bagi pasien Covid 19 di ruang isolasi. Dengan menggunakan robot, kontak langsung antar tenaga pelayanan rumah sakit dan pasien, bisa diminimalisasi,'' katanya.
Terkait dengan tugas akhir berupa penyusunan skripsi, dia mengatakan hal itu sejak beberapa bulan terakhir digantikan dengan penulisan ilmiah dan pembuatan karya teknologi, sehingga mahasiswa tidak perlu terjun langsung ke lapangan untuk membuat skripsi.
"Termasuk dalam kegiatan seminar atau pendadaran skripsi, dilakukan secara online (daring, red.)," pungkasnya. (tgr)
Baca juga: UMP kemas PKKMB secara daring
Baca juga: Ribuan mahasiswa Masta IMM UMP deklarasikan Milenial Melawan COVID-19