Boyolali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, melalui Dinas Pertanian setempat melakukan pengembangan tanaman kedelai di 11 kecamatan untuk meningkatkan produksi salah satu kebutuhan pokok tersebut.

"Pengembangan tanaman kedelai ini, merupakan salah satu program pemerintah termasuk Kabupaten Boyolali yang mendapatkan bantuan untuk lahan seluas 3.000 hektare pada 2020," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali Bambang Jiyanto, di sela acara panen kedelai bersama Kelompok Tani Pangudi Luhur Desa Banyusri, Kecamatan Wonosegoro di Boyolali, Rabu.

Pemkab Boyolali pada program dari Kementerian Pertanian tahun ini, mendapat bantuan untuk lahan 3.000 ha. Namun, setelah disosialisasikan kepada para petani diserap sebanyak 852 ha yang tersebar di 11 kecamatan, termasuk Desa Banyusri.

Ia mengatakan pengembangan kedelai memang agak susah, di mana kebutuhan dalam negeri banyak, tetapi sulit  dikembangkan karena minat petani kurang.

"Tanaman kedelai yang dikembangkan di Kabupaten Boyolali ada dua yakni varietas anjasmoro (Grobogan) dan ijo. Kapasitas produksi rata-rata sekitar 1,5 ton per ha," kata Bambang.

Baca juga: Tingkatkan produksi kedelai, akademisi ingatkan petani gunakan bibit unggul

Pemerintah Kabupaten Boyolali menyiasati ketersediaan dan kebutuhan kedelai di wilayah itu, dan bahkan mendukung kebutuhan dalam negeri dengan membuat program pengembangan kedelai.

"Sentra kedelai di Boyolali tersebar di Kecamatan Wonosamodro, Wonosegoro, Kemusu, Simo, dan Sambi," kata dia.

Bambang mengatakan pada 2020, luas panen tanaman kedelai  diperkirakan meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang 695 ha dengan produksi 703 ton.

"Kami perkirakan luas panen kedelai tahun ini, bisa mencapai 1.205 ha dengan produksi mencapai 1.807,5 ton hingga akhir 2020. Realisasi luas tanam tanaman kedelai hingga Juli 2020, mencapai 510 ha," kata dia.

Kendati demikian, pemerintah telah menyiapkan kiat untuk ikut mendukung kelompok tani dalam pengembangan tanaman kedelai dengan menyediakan benih unggul dan membantu pemasarannya dengan menghubungkan petani kedelai dengan pembeli.

"Kami berharap petani ke depan lebih meningkatkan cara bercocok tanam tanaman kedelai. Sambil melihat daerah lain yang hasilnya bagus, ditiru dan menerapkan, sehingga nanti hasil kedelai ini semakin bagus," kata dia.

Ketua Kelompok Tani Pangudi Luhur Desa Banyusri, Parjan, mengatakan kelompok tani yang dipimpinnya menyambut baik program pemerintah untuk pengembangan tanaman kedelai itu.

Namun, para petani sedikit kesulitan dalam hal perontokan biji kedelai. Untuk itu, kelompok tani mengharapkan adanya bantuan alat perontok biji kedelai untuk memudahkan pengelolaan hasil produksi.

"Alat perontok kedelai semakin memudahkan para petani. Produksi lebih cepat untuk dipasarkan," katanya.  

Baca juga: Banjarnegara targetkan peningkatan produksi kedelai
Baca juga: Mahasiswa UNS raih penghargaan inovasi yogurt

 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : M Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024