Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta jajaran TNI dan Polri untuk menindak tegas para pelaku kejahatan yang beraksi saat wabah COVID-19.
"Pak Kapolda dan Pangdam sudah rapat dan beliau mengatakan 'Pak Gubernur percayakan pada kami'. Saya bilang, kalau ada kejahatan tindak tegas tidak usah ragu-ragu, kalau dia melawan 'dor' (tembak, red) saja," katanya di Semarang, Rabu.
Untuk mengantisipasi terjadinya berbagai tindak kejahatan tersebut, Ganjar menyebut masyarakat mesti menghidupkan kembali kegiatan ronda di lingkungan masing-masing, baik di perkotaan maupun pedesaan.
"Kita perlu ronda lagi dan kita kerja sama dengan kepolisian," ujarnya.
Kalau sudah kondisi seperti ini, kata Ganjar, jangan sampai ada pihak-pihak yang menunggangi karena semua tahu negara sedang mengalami masa sulit menghadapi pandemi COVID-19.
"Kalau butuh bantuan lebih baik lapor saja, menyampaikan ke perangkat desa. Kita akan bantu. Kita sedang diuji, semoga kita mampu," katanya.
Baca juga: Jarak antarpenumpang angkutan umum di Jateng bakal diatur cegah COVID-19
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar pun menyangkal kejahatan yang saat ini marak terjadi berasal dari para narapidana asimilasi, namun dirinya juga melakukan upaya pendampingan kepada yang bersangkutan dengan memberikan pelatihan.
"Banyak hoaks yang ditebar kejahatan dari asimilasi karena persentasenya 0,01 persen, maka tugas saya membina mereka memberikan pelatihan sampai kampung-kampung. Maka kami di Jawa Tengah membuat 'Jogo Tonggo', di sana kita mengelola pangan sampai keamanan," ujarnya. (LHP)
Baca juga: Ganjar sebut pengaturan jarak di Pasar Salatiga perlu ditiru daerah lain
"Pak Kapolda dan Pangdam sudah rapat dan beliau mengatakan 'Pak Gubernur percayakan pada kami'. Saya bilang, kalau ada kejahatan tindak tegas tidak usah ragu-ragu, kalau dia melawan 'dor' (tembak, red) saja," katanya di Semarang, Rabu.
Hal tersebut disampaikan Ganjar karena menerima banyaknya keluhan dari masyarakat mengenai maraknya pencurian hingga pembegalan.
Untuk mengantisipasi terjadinya berbagai tindak kejahatan tersebut, Ganjar menyebut masyarakat mesti menghidupkan kembali kegiatan ronda di lingkungan masing-masing, baik di perkotaan maupun pedesaan.
"Kita perlu ronda lagi dan kita kerja sama dengan kepolisian," ujarnya.
Kalau sudah kondisi seperti ini, kata Ganjar, jangan sampai ada pihak-pihak yang menunggangi karena semua tahu negara sedang mengalami masa sulit menghadapi pandemi COVID-19.
"Kalau butuh bantuan lebih baik lapor saja, menyampaikan ke perangkat desa. Kita akan bantu. Kita sedang diuji, semoga kita mampu," katanya.
Baca juga: Jarak antarpenumpang angkutan umum di Jateng bakal diatur cegah COVID-19
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar pun menyangkal kejahatan yang saat ini marak terjadi berasal dari para narapidana asimilasi, namun dirinya juga melakukan upaya pendampingan kepada yang bersangkutan dengan memberikan pelatihan.
"Banyak hoaks yang ditebar kejahatan dari asimilasi karena persentasenya 0,01 persen, maka tugas saya membina mereka memberikan pelatihan sampai kampung-kampung. Maka kami di Jawa Tengah membuat 'Jogo Tonggo', di sana kita mengelola pangan sampai keamanan," ujarnya. (LHP)
Baca juga: Ganjar sebut pengaturan jarak di Pasar Salatiga perlu ditiru daerah lain