Magelang (ANTARA) - Solidaritas merupakan sikap sosial yang bermakna kesetiakawanan atau kekompakkan. Sikap tersebut menunjukkan adanya keterkaitan hubungan atau saling menyempurnakan dan melindungi antara satu dan lainnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), solidaritas diambil dari kata "solider" yang berarti mempunyai atau memperlihatkan perasaan bersatu.
Dalam kelompok sosial masyarakat atau komunitas, solidaritas sebagai suatu semangat kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama.
Di Kota Magelang sangat terlihat solidaritas yang tinggi di berbagai komunitas, mulai dari komunitas penghobi, komunitas pekerja ojek daring, komunitas pecinta klub sepakbola, sampai komunitas kewilayahan di tingkat rukun tetangga dan rukun warga.
Modal solidaritas inilah yang kemudian menumbuhkan perasaan senasib sepenanggungan. Ada rasa saling memiliki antaranggota komunitas. Satu saja anggota komunitas yang terbelit masalah, yang lainnya siap pasang badan untuk turut membantu menyelesaikannya.
Modal solidaritas sosial yang telah terbentuk dan tumbuh ini perlu terus dijaga dan dioptimalkan pengembangannya demi mewujudkan kesatuan, persatuan, dan ketahanan warga.
Baca juga: Pemkot Magelang tunda kegiatan hari jadi ke-1114
Persinggungan antaranggota komunitas maupun dengan anggota komunitas lain juga akan melatih kedewasaan kita. Oleh karena selalu berinteraksi dengan perbedaan, komunitas yang menjamur di Magelang belakangan ini merupakan potensi besar dalam mendukung keberhasilan pembangunan di daerah dan nasional.
Dengan mengoptimalkan peranan modal solidaritas, hal itu bisa membuat ketahanan masyarakat menjadi lebih baik. Apalagi dalam situasi darurat sebagaimana penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19) yang kasusnya juga telah sampai di Kota Magelang.
Berkaitan dengan menjalarnya COVID-19, Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam rilis di laman resminya who.int menyatakan virus itu merupakan pandemik, yang tidak hanya ada di satu atau dua negara, tetapi sudah menjalar di lebih dari 100 negara di dunia.
Di Magelang, dalam pertemuan antara semua organisasi perangkat daerah (OPD), Minggu (15/3), yang diadakan di Pendapa Pengabdian Rumah Dinas Wali Kota Magelang, ditegaskan tentang keseriusan Pemerintah Kota Magelang menangani pandemi COVID-19.
Pemkot menghimbau masyarakat untuk tenang dan sabar berdiam diri di rumah dan lingkungan masing-masing.
Penyebaran COVID-19 tentu juga sangat berpengaruh terhadap kegiatan-kegiatan di komunitas di Kota Magelang.
Petugas melakukan penyemprotan disinfektan di salah satu rumah ibadah di Kota Magelang. (ANTARA/HO-PMI Kota Magelang)
Buang Warsito, aktivis kegiatan sosial budaya di Kota Magelang, mendukung kebijakan pemerintah terkait dengan penanganan virus itu dan mengajak semua anggota komunitas menjaga diri serta lingkungan masing-masing.
"Setidaknya, dengan adanya jeda sejenak ini, kita bisa mengolah dan intropeksi akan semua kegiatan yang sudah diprogramkan. Ada waktu untuk berpikir supaya kegiatan ke depan lebih baik. Dengan jeda sejenak juga memungkinkan kita untuk meningkatkan gerakan solidaritas di lingkungan masing-masing. Kami, selama ada wabah virus corona, bersama-sama pemuda Kampung Kliwonan, Karang Taruna, ibu-ibu PKK, pengurus takmir dan warga lainnya mengadakan kebersihan lingkungan dengan dipandu oleh relawan dari PMI," tutur pria lajang yang juga salah satu ketua RW di Kampung Kliwonan, Kelurahan Rejowinangun Utara itu.
Agung Pancasilanto, penggerak Bank Sampah dan salah satu ketua RW di Kelurahan Wates, menyampaikan dengan adanya imbauan dari pemerintah, masyarakat mempunyai waktu luang melakukan pembersihan lingkungan, terutama di sekitar rumah masing-masing.
Baca juga: Cegah corona, PMI Kota Magelang semprot disinfektan di fasilitas umum
Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Magelang mengadakan gerakan kesukarelawan dengan menyemprot disinfektan ke berbagai rumah ibadah, fasilitas umum, kantor, dan lingkungan di Kota Magelang.
Kepala Markas PMI Kota Magelang M.Y. Agung Kurniawan mengatakan kegiatan itu di samping instruksi dari PMI pusat, juga upaya bersama masyarakat mencegah penyebaran COVID-19.
"Kegiatan ini bekerja sama dengan berbagai komunitas relawan kesehatan, seperti Muhammadiyah Disaster Manajemen Center (MDMC) Kota Magelang, Baznas, Kalandara, dan sebagainya. Setiap hari ada 13 tempat ibadah dan lingkungan bisa kami tangani sampai batas waktu yang sudah ditentukan," katanya.
Upaya serius mencegah penyebaran COVID-19 diharapkan menjadi kebutuhan masyarakat untuk memperhatikan kesehatan lingkungan masing-masing. Warga dengan kapasitas masing-masing, diharapkan tergerak untuk turut bersama-sama komponen lainnya menanggulangi dampak penyebaran pandemi virus ini.
Dengan menjaga dan menumbuhkan solidaritas sosial di komunitas-komunitas dan warga, bisa jadi akan memperkuat jalinan sosial kemasyarakatan kita. Warga Kota Magelang yang tanggap akan lingkungannya. (hms).
*) Muhammad Nafi, Koordinator Komunitas Pinggir Kali Kota Magelang
Baca juga: Lima pasien dalam pengawasan di RSUD Tidar Kota Magelang
Baca juga: Disperindag klaim harga sejumlah kebutuhan pokok di Magelang terkendali
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), solidaritas diambil dari kata "solider" yang berarti mempunyai atau memperlihatkan perasaan bersatu.
Dalam kelompok sosial masyarakat atau komunitas, solidaritas sebagai suatu semangat kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama.
Di Kota Magelang sangat terlihat solidaritas yang tinggi di berbagai komunitas, mulai dari komunitas penghobi, komunitas pekerja ojek daring, komunitas pecinta klub sepakbola, sampai komunitas kewilayahan di tingkat rukun tetangga dan rukun warga.
Modal solidaritas inilah yang kemudian menumbuhkan perasaan senasib sepenanggungan. Ada rasa saling memiliki antaranggota komunitas. Satu saja anggota komunitas yang terbelit masalah, yang lainnya siap pasang badan untuk turut membantu menyelesaikannya.
Modal solidaritas sosial yang telah terbentuk dan tumbuh ini perlu terus dijaga dan dioptimalkan pengembangannya demi mewujudkan kesatuan, persatuan, dan ketahanan warga.
Baca juga: Pemkot Magelang tunda kegiatan hari jadi ke-1114
Persinggungan antaranggota komunitas maupun dengan anggota komunitas lain juga akan melatih kedewasaan kita. Oleh karena selalu berinteraksi dengan perbedaan, komunitas yang menjamur di Magelang belakangan ini merupakan potensi besar dalam mendukung keberhasilan pembangunan di daerah dan nasional.
Dengan mengoptimalkan peranan modal solidaritas, hal itu bisa membuat ketahanan masyarakat menjadi lebih baik. Apalagi dalam situasi darurat sebagaimana penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19) yang kasusnya juga telah sampai di Kota Magelang.
Berkaitan dengan menjalarnya COVID-19, Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam rilis di laman resminya who.int menyatakan virus itu merupakan pandemik, yang tidak hanya ada di satu atau dua negara, tetapi sudah menjalar di lebih dari 100 negara di dunia.
Di Magelang, dalam pertemuan antara semua organisasi perangkat daerah (OPD), Minggu (15/3), yang diadakan di Pendapa Pengabdian Rumah Dinas Wali Kota Magelang, ditegaskan tentang keseriusan Pemerintah Kota Magelang menangani pandemi COVID-19.
Pemkot menghimbau masyarakat untuk tenang dan sabar berdiam diri di rumah dan lingkungan masing-masing.
Penyebaran COVID-19 tentu juga sangat berpengaruh terhadap kegiatan-kegiatan di komunitas di Kota Magelang.
Buang Warsito, aktivis kegiatan sosial budaya di Kota Magelang, mendukung kebijakan pemerintah terkait dengan penanganan virus itu dan mengajak semua anggota komunitas menjaga diri serta lingkungan masing-masing.
"Setidaknya, dengan adanya jeda sejenak ini, kita bisa mengolah dan intropeksi akan semua kegiatan yang sudah diprogramkan. Ada waktu untuk berpikir supaya kegiatan ke depan lebih baik. Dengan jeda sejenak juga memungkinkan kita untuk meningkatkan gerakan solidaritas di lingkungan masing-masing. Kami, selama ada wabah virus corona, bersama-sama pemuda Kampung Kliwonan, Karang Taruna, ibu-ibu PKK, pengurus takmir dan warga lainnya mengadakan kebersihan lingkungan dengan dipandu oleh relawan dari PMI," tutur pria lajang yang juga salah satu ketua RW di Kampung Kliwonan, Kelurahan Rejowinangun Utara itu.
Agung Pancasilanto, penggerak Bank Sampah dan salah satu ketua RW di Kelurahan Wates, menyampaikan dengan adanya imbauan dari pemerintah, masyarakat mempunyai waktu luang melakukan pembersihan lingkungan, terutama di sekitar rumah masing-masing.
Baca juga: Cegah corona, PMI Kota Magelang semprot disinfektan di fasilitas umum
Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Magelang mengadakan gerakan kesukarelawan dengan menyemprot disinfektan ke berbagai rumah ibadah, fasilitas umum, kantor, dan lingkungan di Kota Magelang.
Kepala Markas PMI Kota Magelang M.Y. Agung Kurniawan mengatakan kegiatan itu di samping instruksi dari PMI pusat, juga upaya bersama masyarakat mencegah penyebaran COVID-19.
"Kegiatan ini bekerja sama dengan berbagai komunitas relawan kesehatan, seperti Muhammadiyah Disaster Manajemen Center (MDMC) Kota Magelang, Baznas, Kalandara, dan sebagainya. Setiap hari ada 13 tempat ibadah dan lingkungan bisa kami tangani sampai batas waktu yang sudah ditentukan," katanya.
Upaya serius mencegah penyebaran COVID-19 diharapkan menjadi kebutuhan masyarakat untuk memperhatikan kesehatan lingkungan masing-masing. Warga dengan kapasitas masing-masing, diharapkan tergerak untuk turut bersama-sama komponen lainnya menanggulangi dampak penyebaran pandemi virus ini.
Dengan menjaga dan menumbuhkan solidaritas sosial di komunitas-komunitas dan warga, bisa jadi akan memperkuat jalinan sosial kemasyarakatan kita. Warga Kota Magelang yang tanggap akan lingkungannya. (hms).
*) Muhammad Nafi, Koordinator Komunitas Pinggir Kali Kota Magelang
Baca juga: Lima pasien dalam pengawasan di RSUD Tidar Kota Magelang
Baca juga: Disperindag klaim harga sejumlah kebutuhan pokok di Magelang terkendali