Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan aliran modal asing yang keluar dari Indonesia atau capital outflow sejak 25 Januari hingga 4 Maret 2020 mencapai Rp40,16 triliun akibat mewabahnya virus corona atau COVID-19.
“Ini dampak temporary dari virus corona bahwa year to date (ytd) itu terjadi outflow, net outflow Rp40,16 triliun (ytd),” kata Perry di Hotel Pullman Jakarta, Rabu.
Baca juga: Dua pasien COVID-19 sembuh, segera dipulangkan
Perry merinci modal asing keluar tersebut terdiri dari obligasi pemerintah Rp31,76 triliun, portofolio saham dengan nilai outflow sebesar Rp4,87 triliun, dan sisanya melalui instrumen lain.
Perry menuturkan banyaknya modal keluar terjadi pada Februari yang sebesar Rp28,9 triliun dan Maret Rp18 triliun dari Surat Berharga Negara (SBN).
Baca juga: Satu pasien di RSMS Purwokerto negatif COVID-19
“Terutama itu terjadi pada Februari sama Maret setelah terjadinya virus corona. SBN di Februari keluar Rp28,9 triliun lalu di Maret Rp18 triliun (ytd). Begitu 25 Januari virus corona merebak itu banyak terjadi outflow,” ujarnya.
Perry mengatakan kekhawatiran terkait virus corona mengakibatkan investor enggan mengambil risiko dengan menjual portofolionya dan cenderung mengalihkan investasinya dalam bentuk simpanan mata uang rupiah atau emas.
Baca juga: Pasien COVID-19 di Indonesia meninggal
Di sisi lain, Perry optimis para investor tersebut akan menanamkan kembali modalnya di Indonesia jika wabah COVID-19 mereda.
“Investor global tidak mau mengambil risiko karena mereka tidak bisa memperhitungkan risikonya sehingga jual dulu disimpan uangnya di Indonesia sambil menunggu kejelasan ini dan kemudian beli lagi,” katanya.