Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebut masalah banjir di Ibu Kota Jawa Tengah ini bukan lagi menjadi persoalan utama yang dihadapi setelah empat tahun kepemimpinannya bersama Wakil Wali Kota Hevearita G Rahayu.
"Wilayah rawan banjir yang pada 2011 lalu mencapai 41,02 persen, saat ini telah berkurang menjadi 13,71 persen," kata wali kota saat menjadi inspektur upacara peringatan empat tahun kepemimpinannya di Semarang, Senin.
Meski persoalan yang menjadi masalah klasik Kota Semarang itu sudah teratasi, kata dia, masih terdapat sejumlah pekerjaan rumah lain yang menantikan untuk dituntaskan dalam setahun terakhir masa jabatannya nanti.
Baca juga: Hendi: Tidak ada minoritas dan mayoritas di Semarang
Baca juga: Pemkot Semarang gratiskan 41 sekolah swasta
Baca juga: Wali Kota Semarang berbagi pengalaman tangani banjir dengan DPRD Jakarta
Menurut dia, berbagai problem masyarakat dapat dipetakan melalui aplikasi Lapor Hendi yang menampung berbagai keluhan masyarakat.
Ia mengungkapkan banjir dan jalan rusak bukan lagi masuk dalam posisi lima besar permasalahan yang dikeluhkan masyarakat.
Ia menuturkan keluhan tertinggi masyarakat saat ini berkaitan dengan layanan PDAM, kemacetan, PKL liar, dan parkir liar.
Secara bertahap, lanjut dia, keluhan masyarakat tersebut akan dituntaskan dalam sisa setahun masa jabatannya ini.
Persoalan PDAM, kata dia, saat ini sedang dibangun sistem penyediaan air minum (SPAM) Semarang Barat di kawasan Waduk Jatibarang.
Selain itu, menurut dia, disiapkan pula proyek pengadaan air baku di wilayah Pudakpayung untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kawasan atas Semarang.
"Direksi PDAM tidak boleh hanya berpuas diri menarik biaya langganan dari masyarakat. Tetapi bagaimana caranya biaya yang susah ditarik itu diinvestasikan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan," katanya.
Demikian pula, lanjut dia, dengan problem kemacetan yang salah satunya diselesaikan melalui upaya rekayasa lalu lintas serta peningkatan kualitas dan kuantitas angkutan umum.
Baca juga: Dilarang Wali Kota, minimarket Semarang hentikan penggunaan kantong plastik
"Wilayah rawan banjir yang pada 2011 lalu mencapai 41,02 persen, saat ini telah berkurang menjadi 13,71 persen," kata wali kota saat menjadi inspektur upacara peringatan empat tahun kepemimpinannya di Semarang, Senin.
Meski persoalan yang menjadi masalah klasik Kota Semarang itu sudah teratasi, kata dia, masih terdapat sejumlah pekerjaan rumah lain yang menantikan untuk dituntaskan dalam setahun terakhir masa jabatannya nanti.
Baca juga: Hendi: Tidak ada minoritas dan mayoritas di Semarang
Baca juga: Pemkot Semarang gratiskan 41 sekolah swasta
Baca juga: Wali Kota Semarang berbagi pengalaman tangani banjir dengan DPRD Jakarta
Menurut dia, berbagai problem masyarakat dapat dipetakan melalui aplikasi Lapor Hendi yang menampung berbagai keluhan masyarakat.
Ia mengungkapkan banjir dan jalan rusak bukan lagi masuk dalam posisi lima besar permasalahan yang dikeluhkan masyarakat.
Ia menuturkan keluhan tertinggi masyarakat saat ini berkaitan dengan layanan PDAM, kemacetan, PKL liar, dan parkir liar.
Secara bertahap, lanjut dia, keluhan masyarakat tersebut akan dituntaskan dalam sisa setahun masa jabatannya ini.
Persoalan PDAM, kata dia, saat ini sedang dibangun sistem penyediaan air minum (SPAM) Semarang Barat di kawasan Waduk Jatibarang.
Selain itu, menurut dia, disiapkan pula proyek pengadaan air baku di wilayah Pudakpayung untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kawasan atas Semarang.
"Direksi PDAM tidak boleh hanya berpuas diri menarik biaya langganan dari masyarakat. Tetapi bagaimana caranya biaya yang susah ditarik itu diinvestasikan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan," katanya.
Demikian pula, lanjut dia, dengan problem kemacetan yang salah satunya diselesaikan melalui upaya rekayasa lalu lintas serta peningkatan kualitas dan kuantitas angkutan umum.
Baca juga: Dilarang Wali Kota, minimarket Semarang hentikan penggunaan kantong plastik