Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi berbagi pengalaman dengan anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta dalam hal penanganan banjir hingga pengelolaan sampah.

Hal tersebut terungkap saat Komisi D DPRD Provinsi DKI Jakarta menggelar kunjungan kerja ke Pemerintah Kota Semarang, Jumat.

Wali Kota Semarang mengungkapkan data area potensi banjir di Ibu Kota Jawa Tengah itu pada tahun 2010 mencapai 41 persen.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, termasuk normalisasi sungai, kawasan terdampak banjir tersebut turun menjadi 13,7 persen.

Selain normalisasi sungai, lanjut dia, upaya yang dilakukan antara lain dengan pemasangan pompa, penutupan muara sungai, membangun kesadaran masyarakat terhadap kebersihan, serta pembangunan polder dan embung.

Baca juga: Ganjar pantau penanganan banjir di jalur Pantura Semarang

Baca juga: Cegah banjir, Ganjar minta pompa penyedot yang rusak segera diperbaiki

"Memang belum sempurna tetapi kami menuju ke sana," katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Provinsi DKI Jakarta Ida Mahmudah mengapresiasi upaya Pemkot Semarang dalam penanganan banjir dengan anggaran yang lebih kecil daripada anggaran di Ibu Kota.

"Tidak perlu anggaran besar, tetapi hasilnya maksimal," katanya.

Kota Semarang memiliki 48 pompa dengan kapasitas besar, sementara di Jakarta memiliki 470 pompa. Namun, kapasitasnya kecil.

Selain anggaran dan prasarana, kata dia, kemauan penguasa untuk melakukan perbaikan juga diperlukan.

Ia mengharapkan semangat pemimpin Kota Semarang ini bisa dibawa ke Jakarta untuk melakukan perbaikan.

Baca juga: Kurangi dampak banjir, sedimentasi Sungai BKB Semarang mulai dikeruk

Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Kliwon
Copyright © ANTARA 2024