Kudus (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus membentuk empat desa tangguh bencana di sejumlah kecamatan sebagai antisipasi dini penanggulangan bencana serta meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana.
"Keempat desa tersebut, yakni Desa Menawan dan Japan (Kecamatan Dawe), Desa Sidorekso (Kecamatan Kaliwungu), serta Desa Undaan Lor (Kecamatan Undaan)," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Kudus Bergas Catur Sasi Penanggungan ditemui usai menemui rombongan Komisi E DPRD Jateng di ruang Command Center Kudus, Jumat.
Rencananya, kata dia, ditambah satu desa lagi, yakni Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati.
Dengan menjadi desa tangguh bencana, menurut dia, setidaknya penanggulangan bencana di desa-desa rawan dapat dilakukan dengan cepat serta warganya juga mudah beradaptasi dalam menghadapi bencana.
"Kalau terjadi bencana yang merusak, tentunya mereka bisa pulih lebih cepat untuk bangkit," ujarnya.
Baca juga: Kurangi risiko bencana, Jateng percepat pembentukan desa tangguh bencana
Baca juga: BPBD Banjarnegara intensifkan pembentukan desa tangguh bencana
Baca juga: Tingkatkan kesiapsiagaan, BPBD Banjarnegara latih relawan desa tangguh bencana
Pelaksanaan programnya masih menunggu dukungan anggaran, baik dari pemerintah maupun pemerintah desa melalui Dana Desa.
"Secara regulasi juga diperbolehkan sehingga kami menunggu langkah dari pemerintah desa," katanya menandaskan.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus Sam'ani Intakoris memandang perlu ada mandatory dari pemerintah kabupaten terhadap masing-masing pemerintah desa untuk menganggarkan dana tanggap bencana.
Adapun desa yang didorong untuk membentuk destana adalah daerah yang selama ini rawan bencana alam.
Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jateng Abdul Hamid juga mendorong masing-masing kabupaten/kota di provinsi ini membentuk destana dalam rangka mengurangi risiko bencana.
Anggarannya, lanjut dia, bisa didukung APBD setempat maupun APBDesa karena beberapa kabupaten, seperti Wonogiri sudah membentuk 100 destana dan Boyolali 50 desa.
Baca juga: 25 desa tangguh bencana bakal dibentuk BPBD Banjarnegara
"Keempat desa tersebut, yakni Desa Menawan dan Japan (Kecamatan Dawe), Desa Sidorekso (Kecamatan Kaliwungu), serta Desa Undaan Lor (Kecamatan Undaan)," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Kudus Bergas Catur Sasi Penanggungan ditemui usai menemui rombongan Komisi E DPRD Jateng di ruang Command Center Kudus, Jumat.
Rencananya, kata dia, ditambah satu desa lagi, yakni Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati.
Dengan menjadi desa tangguh bencana, menurut dia, setidaknya penanggulangan bencana di desa-desa rawan dapat dilakukan dengan cepat serta warganya juga mudah beradaptasi dalam menghadapi bencana.
"Kalau terjadi bencana yang merusak, tentunya mereka bisa pulih lebih cepat untuk bangkit," ujarnya.
Baca juga: Kurangi risiko bencana, Jateng percepat pembentukan desa tangguh bencana
Baca juga: BPBD Banjarnegara intensifkan pembentukan desa tangguh bencana
Baca juga: Tingkatkan kesiapsiagaan, BPBD Banjarnegara latih relawan desa tangguh bencana
Pelaksanaan programnya masih menunggu dukungan anggaran, baik dari pemerintah maupun pemerintah desa melalui Dana Desa.
"Secara regulasi juga diperbolehkan sehingga kami menunggu langkah dari pemerintah desa," katanya menandaskan.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus Sam'ani Intakoris memandang perlu ada mandatory dari pemerintah kabupaten terhadap masing-masing pemerintah desa untuk menganggarkan dana tanggap bencana.
Adapun desa yang didorong untuk membentuk destana adalah daerah yang selama ini rawan bencana alam.
Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jateng Abdul Hamid juga mendorong masing-masing kabupaten/kota di provinsi ini membentuk destana dalam rangka mengurangi risiko bencana.
Anggarannya, lanjut dia, bisa didukung APBD setempat maupun APBDesa karena beberapa kabupaten, seperti Wonogiri sudah membentuk 100 destana dan Boyolali 50 desa.
Baca juga: 25 desa tangguh bencana bakal dibentuk BPBD Banjarnegara