Medan (ANTARA) - Gajah sumatera (Elephas maximus sumatrensis) betina seberat 3 ton bernama Neneng berusia 55 tahun yang menghuni Kebun Binatang Medan (Medan Zoo), Sabtu, sekitar pukul 10.30 WIB mati setelah mengalami sakit sejak Selasa (21/1) 2020.

Plt Wali Kota Medan Akhyat Nasution, M.Si yang mengetahui adanya kabar gajah betina mati tersebut, langsung bergegas ke Medan Zoo di Kelurahan Simalingkar B, Medan Tuntungan.

Dengan berjalan kaki dari pintu masuk Medan Zoo sekitar 1 km dan menuruni lembah sedalam 5 meter, Akhyat Nasuiton melihat gajah betina seberat 3 ton itu dikerumuni sejumlah dokter hewan dan staf Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara.

Baca juga: Gajah liar berkaki buntung ditemukan mati mengenaskan

Sekitar 45 menit berdiskusi dengan sejumlah dokter hewan, akhirnya Akhyar Nasution buka suara tentang matinya gajah betina yang mati tersebut.

Akhyar menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Medan turut berduka atas matinya Neneng, seekor gajah betina berumur sekitar 55 tahun.

Gajah betina tersebut dirawat oleh Medan Zoo sejak berusia 20-an tahun, jadi lebih dari 20 tahunan sejak berada di kebun binatang yang berlokasi di Jalan Brigjen Katamso "Neneng" sudah dirawat.

Sebelum mati, Akhyar menyebutkan Neneng mengalami sakit sejak Selasa (21/1 pagi, diawali tidak mau makan, hingga Rabu (22/1) dipantau oleh drh Sucitrawan.

Akhirnya, pada hari Rabu mulai diambil tindakan dengan memberikan infus larutan glukosa dan Ringer lactat.

"Tindakan yang dilakukan ini sebagai observasi awal dari tim medis hewan di Medan Zoo, dan akhirnya setelah menghabiskan 57 botol infus pukul 10.30 WIB pada Sabtu (25/1), Nenang mati," katanya didampingi drh Sucitrawan dan Dirut PD Pasar Putrama Al Khairi di kawasan Medan Zoo.

Menurut drh Sucitrawan dugaan sementara matinya gajah itu dikarenakan usianya sudah tua, dan biasanya usia gajah mencapai 60 tahun.

Tapi, untuk mengetahui lebih pasti penyebab kematian, tim medis bersama BKSDA Sumut sedang melakukan autopsi dan  kemudian membawa hasil autopsi itu untuk di cek di laboratorium.

Ia menjelaskan riwayat Neneng gajah betina, di mana satwa itu ada di kebun binatang sudah cukup lama, lebih dari 20 tahun.

Selanjutnya, saat pindah dari kebun binatang di Jalan Brigjen Katamso ke Simalingkar B ini, gajah tersebut masih terus sehat.

"Saya mulai melihat dan memantau perkembangannya sejak tahun 2008. Sejak itulah saya tak pernah melihat Neneng sakit parah, hanya diare biasa. Hari ini dia sudah mati, dan tim kami sedang mencari tahu penyebab kematiannya," demikian Sucitrawan.

Baca juga: Gigit Kabel Listrik Tegangan Tinggi, Gajah TRMS Mati
 

Pewarta : Juraidi
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024