Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Banjarnegara Aziz Ahmad mengatakan, peristiwa yang menimpa gajah betina bernama Dona ini pertama kali diketahui oleh Suroyo yang merupakan pawang gajah di TRMS.
"Saat ditemukan, gajah itu tergeletak dengan mulut terbakar. Pada mulutnya terdapat kabel listrik," katanya.
Menurut dia, bentangan kabel listrik tersebut digunakan untuk mengelas besi-besi kandang yang sedang direhab sejak beberapa hari lalu.
Ia menduga belalai gajah berusia 11 tahun ini menyambar bentangan kabel listrik yang terlalu rendah dan kemudian menggigitnya hingga akhirnya mati tersetrum.
"Kami sangat menyesalkan kejadian ini karena di sini cuma ada dua gajah dan merupakan daya tarik tersendiri," katanya.
Ia mengatakan, bangkai gajah akan dikubur di kompleks TRMS pada Rabu sore setelah diperiksa oleh petugas identifikasi Kepolisian Resor Banjarnegara.
Sementara itu, pawang gajah Suroyo (26) mengaku sangat kehilangan atas kematian Dona yang telah dirawatnya sejak empat tahun silam dan dia menganggap gajah ini sebagai "adik".
"Dona merupakan gajah yang penurut dan selalu ceria. Hampir setiap kali bertemu, Dona selalu ingin mengajak bermain-main. Saya masih belum percaya bahwa Dona sudah tiada, sakit sekali hati ini," katanya.