Solo (ANTARA) - Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi Surakarta belum berproduksi secara normal setelah terjadi pencemaran air oleh limbah etanol-alkohol di Sungai Bengawan Solo.
"IPA Semanggi sempat ditutup karena limbah. Sekarang kami sudah produksi tetapi belum kembali normal," kata Direktur Teknik Perumda Air Minum Solo Tri Atmojo Sukomulyo di Solo, Selasa.
Ia mengatakan dari tiga intake atau tempat pengambilan air baku dari sungai yang selanjutnya diolah di IPA Semanggi, yaitu Intake Semanggi, Jebres, dan Jurug, baru Semanggi yang sudah beroperasi secara normal.
"Sedangkan Intake Jebres dan Jurug masih kondisional karena limbah masih pekat," katanya.
Akibat kondisi tersebut, kata dia, terjadi penurunan volume produksi lebih dari 50 persen di IPA Semanggi.
Baca juga: Pemprov Jateng turunkan tim atasi pencemaran Bengawan Solo
Berdasarkan catatan, saat normal suplai dari Intake Semanggi yang masuk ke IPA Semanggi rata-rata 80 liter/detik, sedangkan dari IPA Jurug dan Jebres sekitar 130 liter/detik.
"Kalau sekarang kan untuk sementara Intake Jurug dan Jebres kualitas airnya makin turun, jadi suplai dari dua intake ini belum ada," katanya.
Ia mengatakan jika air sungai dalam kondisi bagus maka bisa diolah, sedangkan jika kondisi jelek tidak bisa diolah menjadi air bersih.
"Sebetulnya kami tetap bisa mengolah tetapi air masih berwarna. Tidak masuk baku mutu," katanya.
Terkait dengan hal itu, saat ini pihaknya sedang mencari cara agar pengambilan air baku di Sungai Bengawan Solo bisa kembali dilakukan secara normal.
"Salah satunya dengan 'ngobok' agar limbah yang di air baku bisa terserap di lumpur," katanya.
Akibat kejadian tersebut, para pelanggan Perumda Toya Wening tidak bisa memperoleh suplai air bersih dari IPA Semanggi.
"Solusinya perumda mengirim tangki air bersih untuk pelanggan yang terdampak. Ini sudah dilakukan sejak hari Jumat," katanya.
Baca juga: Ganjar-Khofifah bersama atasi pencemaran di Sungai Bengawan Solo
Baca juga: Peringati Hari Air, UNS-BBWS Bengawan Solo Bersihkan Sungai
"IPA Semanggi sempat ditutup karena limbah. Sekarang kami sudah produksi tetapi belum kembali normal," kata Direktur Teknik Perumda Air Minum Solo Tri Atmojo Sukomulyo di Solo, Selasa.
Ia mengatakan dari tiga intake atau tempat pengambilan air baku dari sungai yang selanjutnya diolah di IPA Semanggi, yaitu Intake Semanggi, Jebres, dan Jurug, baru Semanggi yang sudah beroperasi secara normal.
"Sedangkan Intake Jebres dan Jurug masih kondisional karena limbah masih pekat," katanya.
Akibat kondisi tersebut, kata dia, terjadi penurunan volume produksi lebih dari 50 persen di IPA Semanggi.
Baca juga: Pemprov Jateng turunkan tim atasi pencemaran Bengawan Solo
Berdasarkan catatan, saat normal suplai dari Intake Semanggi yang masuk ke IPA Semanggi rata-rata 80 liter/detik, sedangkan dari IPA Jurug dan Jebres sekitar 130 liter/detik.
"Kalau sekarang kan untuk sementara Intake Jurug dan Jebres kualitas airnya makin turun, jadi suplai dari dua intake ini belum ada," katanya.
Ia mengatakan jika air sungai dalam kondisi bagus maka bisa diolah, sedangkan jika kondisi jelek tidak bisa diolah menjadi air bersih.
"Sebetulnya kami tetap bisa mengolah tetapi air masih berwarna. Tidak masuk baku mutu," katanya.
Terkait dengan hal itu, saat ini pihaknya sedang mencari cara agar pengambilan air baku di Sungai Bengawan Solo bisa kembali dilakukan secara normal.
"Salah satunya dengan 'ngobok' agar limbah yang di air baku bisa terserap di lumpur," katanya.
Akibat kejadian tersebut, para pelanggan Perumda Toya Wening tidak bisa memperoleh suplai air bersih dari IPA Semanggi.
"Solusinya perumda mengirim tangki air bersih untuk pelanggan yang terdampak. Ini sudah dilakukan sejak hari Jumat," katanya.
Baca juga: Ganjar-Khofifah bersama atasi pencemaran di Sungai Bengawan Solo
Baca juga: Peringati Hari Air, UNS-BBWS Bengawan Solo Bersihkan Sungai