Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah bekerja sama dengan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) Malang, Jawa Timur siap merintis pengembangan agrowisata buah jeruk di Desa Pesaren, Kecamatan Warungasem.
Bupati Batang Wihaji di Batang, Jumat, mengatakan pada tahun sebelumnya petani setempat mendapatkan bantuan 35 ribu bibit tanaman jeruk dari Balitjestro secara gratis.
"Saat ini, tanaman buah jeruk itu sudah tumbuh subur di desa itu. Oleh karena, kami akan rintis lahan perkebunan itu menjadi agrowisata buah jeruk," katanya.
Pemkab akan terus memberikan pendampingan kepada para petani dalam merawat tanaman jeruk dan memodifikasi kebun jeruk menjadi objek wisata dengan dilengkapi tempat kuliner hingga lokasi parkir.
Baca juga: Pemkab Batang siap padukan agrobisnis dan agrowisata
"Oleh karena itu, sebelum memasuki panen raya di tahun 2020 di bulan Juli- Agustus kita harus merencanakan Kebun Jeruk Desa Pesaren bisa dijadikan agrowista tanaman buah," katanya.
Peneliti Balitjestro Susi Wuryantini mengatakan jeruk yang ditanam para petani Desa Pesaren diperkirakan masa panen raya pada Juli 2020-Agustus 2020.
Kendati demikian, kata dia, para petani harus menyiasati tanaman jeruk tidak boleh terlalu banyak berbuah agar ke depannya produksi semakin banyak dengan kualitas yang bagus.
"Untuk panen perdana rata-rata akan menghasilkan sekitar lima kilogram dengan jumlah 500 tanaman. Oleh karena, kami memperkirakan pada panen raya nanti akan menghasilkan produksi 2,5 ton jeruk," katanya.
Ia menambahkan untuk menghasilkan produksi jeruk yang lebih maksimal pada tahun berikutnya maka petani disarankan menggunakan teknologi pertanian dengan sistem buah berjenjang setiap saat (Bujangsetra ).
Baca juga: Warga Temanggung rintis agrowisata kelengkeng
Baca juga: Banyumas didorong kembangkan agrowisata durian
Bupati Batang Wihaji di Batang, Jumat, mengatakan pada tahun sebelumnya petani setempat mendapatkan bantuan 35 ribu bibit tanaman jeruk dari Balitjestro secara gratis.
"Saat ini, tanaman buah jeruk itu sudah tumbuh subur di desa itu. Oleh karena, kami akan rintis lahan perkebunan itu menjadi agrowisata buah jeruk," katanya.
Pemkab akan terus memberikan pendampingan kepada para petani dalam merawat tanaman jeruk dan memodifikasi kebun jeruk menjadi objek wisata dengan dilengkapi tempat kuliner hingga lokasi parkir.
Baca juga: Pemkab Batang siap padukan agrobisnis dan agrowisata
"Oleh karena itu, sebelum memasuki panen raya di tahun 2020 di bulan Juli- Agustus kita harus merencanakan Kebun Jeruk Desa Pesaren bisa dijadikan agrowista tanaman buah," katanya.
Peneliti Balitjestro Susi Wuryantini mengatakan jeruk yang ditanam para petani Desa Pesaren diperkirakan masa panen raya pada Juli 2020-Agustus 2020.
Kendati demikian, kata dia, para petani harus menyiasati tanaman jeruk tidak boleh terlalu banyak berbuah agar ke depannya produksi semakin banyak dengan kualitas yang bagus.
"Untuk panen perdana rata-rata akan menghasilkan sekitar lima kilogram dengan jumlah 500 tanaman. Oleh karena, kami memperkirakan pada panen raya nanti akan menghasilkan produksi 2,5 ton jeruk," katanya.
Ia menambahkan untuk menghasilkan produksi jeruk yang lebih maksimal pada tahun berikutnya maka petani disarankan menggunakan teknologi pertanian dengan sistem buah berjenjang setiap saat (Bujangsetra ).
Baca juga: Warga Temanggung rintis agrowisata kelengkeng
Baca juga: Banyumas didorong kembangkan agrowisata durian