Batang, 25/4 (Antara) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, siap memadukan kawasan agrobisnis dan agrowisata tanaman jeruk sebagai upaya mendukung program menciptakan 1.000 wirausaha baru pada bidang pertanian dan Visit to Batang 2022.
Bupati Batang Wihaji di Batang, Selasa, mengatakan bahwa untuk mewujudkan program tersebut pemkab akan mengandeng Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian Kementerian Pertanian.
"Kerja sama tersebut akan kami laksanakan dengan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Kota Batu Malang, Jawa Timur, dengan pemberian 35.335 bibit jeruk kepada Balai Benih Hortikultura (BBH) Clapar, Kecamatan Subah," katanya.
Ia mengatakan bahwa Kabupaten Batang memiliki sejarah kejayaan tanaman buah jeruk sehingga bantuan tanaman buah itu bisa mengembalikan kejayaanya dengan keseriusan bersama dan kerja keras.
"Kami berharap masyarakat yang menerima bantuan bibit jeruk bisa dijadikan tempat pusat jeruk agar menarik minat wisatawan berkunjung ke daerah ini," katanya.
Pelaksana Tugas Bappelitbang Kabupaten Batang Lany Dwi Rejeki mengatakan bahwa kegiatan tersebut berdasarkan kesepakatan Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian RI di bawah koordinasi Pusat Penelitian Hortikultura yang dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Kota Batu Malang yang memberikan bibit jeruk bebas penyakit secara gratis.
"Selain itu, pemkab juga mendapat dukungan bimbingan teknologi oleh para ahli dan demplot di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Warungasem, Reban, dan Bawang," katanya.
Menurut dia, sebanyak 21.260 bibit jeruk dari 35.335 bibit jeruk yang telah dikirim pada pemkab itu terdiri atas empat varietas, yaitu siam, pontianak, siam madu, keprok terigas, dan keprok RGL.
Kepala Pusat Penyediaan dan Pengembangan Hortikultura Kementerian Pertanian Hardianto mengatakan bahwa tanaman jeruk yang diberikan secara gratis tersebut sudah disesuaikan dengan kultur geografis wilayah Kabupaten Batang.
"Indonesia punya varietas bibit jeruk untuk dataran rendah, medium, dan dataran tinggi. Tanaman bibit jeruk itu juga memiliki keungulan bebas dari penyakit dan tanamanya cepat berbuah," katanya.
Bupati Batang Wihaji di Batang, Selasa, mengatakan bahwa untuk mewujudkan program tersebut pemkab akan mengandeng Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian Kementerian Pertanian.
"Kerja sama tersebut akan kami laksanakan dengan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Kota Batu Malang, Jawa Timur, dengan pemberian 35.335 bibit jeruk kepada Balai Benih Hortikultura (BBH) Clapar, Kecamatan Subah," katanya.
Ia mengatakan bahwa Kabupaten Batang memiliki sejarah kejayaan tanaman buah jeruk sehingga bantuan tanaman buah itu bisa mengembalikan kejayaanya dengan keseriusan bersama dan kerja keras.
"Kami berharap masyarakat yang menerima bantuan bibit jeruk bisa dijadikan tempat pusat jeruk agar menarik minat wisatawan berkunjung ke daerah ini," katanya.
Pelaksana Tugas Bappelitbang Kabupaten Batang Lany Dwi Rejeki mengatakan bahwa kegiatan tersebut berdasarkan kesepakatan Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian RI di bawah koordinasi Pusat Penelitian Hortikultura yang dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Kota Batu Malang yang memberikan bibit jeruk bebas penyakit secara gratis.
"Selain itu, pemkab juga mendapat dukungan bimbingan teknologi oleh para ahli dan demplot di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Warungasem, Reban, dan Bawang," katanya.
Menurut dia, sebanyak 21.260 bibit jeruk dari 35.335 bibit jeruk yang telah dikirim pada pemkab itu terdiri atas empat varietas, yaitu siam, pontianak, siam madu, keprok terigas, dan keprok RGL.
Kepala Pusat Penyediaan dan Pengembangan Hortikultura Kementerian Pertanian Hardianto mengatakan bahwa tanaman jeruk yang diberikan secara gratis tersebut sudah disesuaikan dengan kultur geografis wilayah Kabupaten Batang.
"Indonesia punya varietas bibit jeruk untuk dataran rendah, medium, dan dataran tinggi. Tanaman bibit jeruk itu juga memiliki keungulan bebas dari penyakit dan tanamanya cepat berbuah," katanya.