Purwokerto (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas menginformasikan bahwa sejumlah desa yang mulai mengalami bencana kekeringan di wilayah setempat tersebar di delapan kecamatan.
"Desa yang mulai mengalami kekeringan hingga hari ini ada 10 desa, dan itu tersebar di delapan kecamatan yang ada di Kabupaten Banyumas," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas, Ariono Poerwanto di Purwokerto, Minggu.
Hingga hari ini pihaknya sudah mendistribusikan 22 tangki air ke wilayah yang mulai mengalami krisis air bersih.
"Totalnya hingga hari Minggu ini ada 22 tangki air bersih yang sudah kami distribusikan ke wilayah-wilayah tersebut," katanya.
Ia mengatakan bahwa pihaknya menyiagakan 1.000 tanki air guna mengantisipasi makin meluasnya krisis air bersih di wilayah setempat.
"Kami berharap krisis air bersih tidak terus meluas namun kami telah menyiagakan sekitar 1.000 tangki untuk mengantisipasi wilayah kekeringan," katanya.
Desa yang mulai mengalami kekeringan tersebut adalah Desa Banjarparakan Kecamatan Rawalo, Desa Nusadadi Kecamatan Sumpiuh, Desa Karanganyar, Kecamatan Patikraja dan Desa Kediri, Kecamatan Karanglewas.
Selain itu, Desa Srowot, Kecamatan Kalibagor, Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Desa Tamansari, Kecamatan Karanglewas dan Desa Karangtalun Kidul Kecamatan Purwojati.
"Yang terbaru yang baru masuk datanya adalah Desa Tipar, Kecamatan Rawalo dan Desa Jatisaba, Kecamatan Cilongok," katanya.
Berdasarkan data BPBD Banyumas diketahui pada tahun 2018 ada sejumlah kecamatan yang mengalami kekeringan di Banyumas.
Sejumlah kecamatan tersebut antara lain Sumpiuh, Banyumas, Somagede, Kalibagor, Cilongok, Purwojati, Kebasen, dan Karanglewas.
Desa kekeringan di Banyumas tersebar di delapan kecamatan
Tim BPBD Banyumas, Jawa Tengah, melakukan distribusi air bersih ke wilayah desa terdampak kekeringan. (FOTO ANTARA/dok)