Purwokerto (Antaranews Jateng) - Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan bersama Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melakukan uji coba pengoperasian "underpass" Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto, yang merupakan bagian dari proyek pembangunan jalur rel ganda koridor Purwokerto-Kroya.

"Proyek `underpass` Soedirman ini kami kerjakan pada tahun 2018. Kita `share` tugas pembiayaan juga, yang sisi timur sampai sekitar 150 meter sebelum masuk boks (terowongan/underpass, red.) merupakan tanggung jawab pemerintah daerah, sisanya hingga sisi barat dibiayai dari Kemenhub termasuk marka dan rambu-rambu," kata Pejabat Pembuat Komitmen Jalur Rel Ganda Cirebon-Kroya DJKA Kemenhub Yofi Okadriza di sela uji coba pengoperasian "underpass" Soedirman, Purwokerto, Senin.

Ia mengatakan pembangunan "underpass" tersebut telah selesai pada akhir tahun 2018 dan diujicobakan pengoperasiannya pada hari Senin (14/1).

Menurut dia, pihaknya akan mencoba memenuhi catatan-catatan maupun masukan yang diterima selama masa perawatan "underpass" yang berlangsung satu tahun.

"Boks `underpass` kami desain sebenarnya sudah memenuhi aturan jalan nasional, yakni dengan ketinggian 5 meter. Oleh karena ini jalan kabupaten tentunya domain teman-teman dari Dinhub (Dinas Perhubungan)," katanya.

Dalam hal ini, kata dia, Dinhub Kabupaten Banyumas membatasi ketinggian kendaraan yang bmelintas di "underpass" Soedirman maksimal 4,2 meter sehingga pihaknya memasang portal di sisi barat maupun timur untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Ia mengatakan berbagai kejadian di sejumlah daerah membuat DJKA berhati-hati sekali dalam menentukan batas ketinggian maksimal kendaraan yang bmelintasi "underpass".

"Boks itu mahal sekali, kalau ketabrak, geser, kereta api juga enggak bisa beroperasi. Ini masih mending, di Purwokerto portalnya masih satu lapis. Kalau banyak yang `nakal`, mungkin seperti di Jakarta, kami buat tiga lapis," katanya.
   

Disinggung mengenai ornamen bergambar wajah Panglima Besar Jenderal Soedirman yang menghiasi dinding di sekitar "underpass", Yofi mengatakan hal itu didesain sesuai dengan nama jalannya dan sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa Jenderal Soedirman.

Selain "underpass" Soedirman, kata dia, pihaknya sejak tanggal 10 Januari 2019 juga melakukan uji coba pengoperasian "overpass" (jalan layang, red.) Kebasen yang melintasi jalur rel ganda petak Notog-Kebasen atau tepat di ujung terowongan kereta api.

"Lebar `overpass` tersebut mencapai 7 meter karena kami mengantisipasi kemungkinan adanya pelebaran jalan di sana," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinhub Kabupaten Banyumas Sugeng Hardoyo mengatakan uji coba "underpass" Soedirman dilakukan sebagai bahan evaluasi sebelum dilakukan pengoperasian secara resmi.

Menurut dia, pengoperasian "underpass" Soedirman secara resmi akan dilakukan Presiden Joko Widodo sekitar bulan Februari atau Maret 2019.

"Nantinya satu minggu sebelum hari H peresmian Presiden, `underpass` ini kami tutup kembali. Setelah itu bebas dilalui sehingga dapat dimanfaatkan secara penuh," katanya.

Menurut dia, "underpass" Soedirman dibangun untuk mengatasi kemacetan arus lalu lintas di Jalan Jenderal Soedirman terutama ketika ada kereta api yang melintas.

Dia mengimbau masyarakat yang melintas di "underpass" Soedirman agar tidak berhenti untuk sekadar berswafoto seperti halnya di "overpass" Kebasen.

"Kami akan menindak warga yang berswafoto di `underpass` Soedirman maupun `overpass` Kebasen," katanya. 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024