Purwokerto (ANTARA) - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menegaskan komitmennya dalam menangani dugaan kasus kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan kampus dengan membentuk Tim Pemeriksa untuk melakukan pendalaman dan penyelidikan terhadap laporan yang masuk.
Wakil Rektor Unsoed Bidang Keuangan dan Umum Prof Kuat Puji Prayitno di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis sore, mengatakan tim tersebut terdiri atas tujuh orang yang telah mulai bekerja secara intensif sejak laporan diterima.
"Yang utama saya tegaskan bahwa Unsoed berkomitmen terhadap penyelesaian kasus-kasus kekerasan seksual. Tim Pemeriksa telah bekerja untuk melakukan pendalaman terhadap dugaan kasus tersebut,” katanya.
Ia mengatakan sejumlah pihak telah dimintai keterangan, termasuk Ketua Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) yang menerima laporan awal serta pihak terlapor.
Dengan demikian, kata dia, proses pendalaman masih terus berjalan.
"Jadi sampai sekarang belum ada kesimpulannya, sebab masih dalam proses pendalaman," kata dia yang juga sebagai Ketua Tim Pemeriksa.
Menurut dia, Unsoed akan bersikap hati-hati dan cermat dalam menangani kasus tersebut, termasuk kemungkinan menghadirkan saksi tambahan maupun tenaga ahli guna mengungkap fakta secara menyeluruh.
Ia meminta semua pihak untuk tidak orang menyangsikan keseriusan Unsoed dalam menangani kasus-kasus kekerasan seksual karena selama ini sudah banyak kasus yang diselesaikan dengan baik.
“Kami tegaskan, Unsoed berkomitmen sebagai kampus anti kekerasan seksual. Karenanya, kami akan menuntaskan kasus ini,” kata Prof Kuat menegaskan.
Sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mendesak pihak Unsoed untuk mengusut tuntas dugaan kasus kekerasan seksual yang diduga melibatkan seorang oknum guru besar terhadap mahasiswi di lingkungan kampus tersebut.
Presiden BEM Unsoed Muhammad Hafidz Baihaqi di Purwokerto, Kamis (24/7), mengakui sejumlah mahasiswa telah menggelar aksi solidaritas di Kampus Unsoed pada Rabu (23/7) siang sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap penanganan kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi.
Kendati demikian, dia mengatakan aksi tersebut tidak dilakukan atas nama lembaga BEM, namun sebagai inisiatif mahasiswa yang menuntut penegakan keadilan terhadap korban.
“Kami mendesak kampus untuk memproses dugaan pelecehan seksual ini secara adil, transparan, dan berpihak pada korban. Kami juga mendukung penuh kerja-kerja Satgas PPKS Unsoed," katanya.

