Temanggung (Antaranews Jateng) - Edukasi tentang kopi bakal menjadi salah satu program keterampilan bagi penerima manfaat di Balai Besar Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) Kartini Temanggung, Jawa Tengah.
Kepala BBRSPDI Kartini Temanggung Murhardjani di Temanggung, Minggu, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Java Temanggung Coffe masih berupaya merancang kurikulum edukasi kopi bagi para penyandang disabilitas intelektual tersebut.
Ia mengatakan inovasi pendidikan berupa edukasi kopi akan menjadi salah satu program pendidikan ketrampilan di dengan menyesuaikan perkembangan zaman.
"Ini adalah pengembangan dari program pelatihan barista yang sudah dilakukan BBRSPDI dan Java Temanggung Coffe, sejak November lalu," katanya.
Menurut dia pelatihan barista (meracik kopi) merupakan program uji coba untuk rencana program pendidikan keterampilan edukasi kopi oleh Java Temanggung Coffee.
Java Temanggung Coffe merupakan sebuah komunitas yang bergerak di bidang pengolahan kopi dan memberikan kursus barista kepada masyarakat umum.
Ia mrnuturkan semula ragu program tersebut bisa diikuti oleh penyandang disabilitas intelektual karena proses meracik kopi sangat rumit, karena setiap sajian kopi membutuhkan takaran kopi dan ukuran suhu yang tepat.
"Namun, keraguan kami hilang setelah empat penyandang disabilitas intelektual di BBRSPDI mulai bisa meracik kopi dengan benar," katanya.
Kurikulum untuk disabilitas berasal dari kurikulum pelatihan barista yang biasa dipakai Java Temanggung Coffe untuk melatih masyarakat umum, kemudian dimodifikasi.
Oleh karena itu, katanya akan ada beberapa perubahan yang dilakukan agar materi yang diberikan bisa lebih mudah diterima oleh para penyandang disabilitas intelektual.
"Jadi sebelum ke materi mengenali dan meracik kopi, kami berharap nantinya ada materi lebih mendalam tentang alat-alat yang akan digunakan sehingga anak-anak mudah memahami," katanya.
Kepala BBRSPDI Kartini Temanggung Murhardjani di Temanggung, Minggu, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Java Temanggung Coffe masih berupaya merancang kurikulum edukasi kopi bagi para penyandang disabilitas intelektual tersebut.
Ia mengatakan inovasi pendidikan berupa edukasi kopi akan menjadi salah satu program pendidikan ketrampilan di dengan menyesuaikan perkembangan zaman.
"Ini adalah pengembangan dari program pelatihan barista yang sudah dilakukan BBRSPDI dan Java Temanggung Coffe, sejak November lalu," katanya.
Menurut dia pelatihan barista (meracik kopi) merupakan program uji coba untuk rencana program pendidikan keterampilan edukasi kopi oleh Java Temanggung Coffee.
Java Temanggung Coffe merupakan sebuah komunitas yang bergerak di bidang pengolahan kopi dan memberikan kursus barista kepada masyarakat umum.
Ia mrnuturkan semula ragu program tersebut bisa diikuti oleh penyandang disabilitas intelektual karena proses meracik kopi sangat rumit, karena setiap sajian kopi membutuhkan takaran kopi dan ukuran suhu yang tepat.
"Namun, keraguan kami hilang setelah empat penyandang disabilitas intelektual di BBRSPDI mulai bisa meracik kopi dengan benar," katanya.
Kurikulum untuk disabilitas berasal dari kurikulum pelatihan barista yang biasa dipakai Java Temanggung Coffe untuk melatih masyarakat umum, kemudian dimodifikasi.
Oleh karena itu, katanya akan ada beberapa perubahan yang dilakukan agar materi yang diberikan bisa lebih mudah diterima oleh para penyandang disabilitas intelektual.
"Jadi sebelum ke materi mengenali dan meracik kopi, kami berharap nantinya ada materi lebih mendalam tentang alat-alat yang akan digunakan sehingga anak-anak mudah memahami," katanya.