Purwokerto (Antaranews Jateng) - Sekretaris Jenderal MPR RI Ma'ruf Cahyono mengajak generasi milenial khususnya kalangan mahasiswa untuk memahami demokrasi Pancasila yang berbeda dengan demokrasi-demokrasi yang dianut negara lain.
 
"Generasi milenial itu harus menjadi suatu kelompok sasaran yang utama dan prioritas," katanya saat menjadi pembicara kunci dalam Seminar Kebangsaan "Tantangan Demokrasi Pancasila di Era Milenial" yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dan MPR RI di Aula A.K. Anshori, Gedung Rektorat UMP, Dukuhwaluh, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu.

Menurut dia, generasi milenial merupakan generasi yang akan meneruskan perjuangan bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan tujuan negara sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya bersama UMP menyelenggarakan Seminar Kebangsaan guna memberikan pemahaman kepada generasi milenal tentang demokrasi Pancasila.

"Kita ini memiliki nilai-nilai yang sangat luhur, di mana demokrasi Pancasila kita berbeda dengan demokrasi demokrasi yang dianut oleh negara lain," tegasnya.

Saat menyampaikan materi seminar, Wakil Rektor Bidang Akademik UMP Anjar Nugroho mengatakan berdasarkan riset yang dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG) bersama University of Berkley pada tahun 2011, generasi milenial lebih percaya pada konten buatan pengguna (user generated content/UGC) daripada informasi searah.
 
"Generasi milineal lebih memilih telepon seluler dari televisi, wajib memiliki media sosial, kurang suka membaca secara konvensional, tidak loyal tetapi bekerja efektif, dan banyak melakukan transaksi secara 'cashless' (nontunai, red.)," katanya.

Ia mengatakan karakter politik generasi milenial memiliki sifat yang cenderung apatis, tidak mempunyai loyalitas buta, sangat terbuka dengan tawaran-tawaran rasional, menyalurkan aspirasi politik secara nonkonvensional, memiliki sikap yang berubah-ubah dan tidak percaya dengan iklan politik, serta lebih percaya testimoni orang lain.

Menurut dia, kontribusi kaum milenial dalam demokrasi di antaranya menjamin keterbukaan informasi publik melalui media sosial, pemilih yang cerdas dan bertanggung jawab, kelompok penekan (pressure group) yang efektif, dan kelompok independen penentu. 

"Masa depan demokrasi Indonesia, selain kiprah generasi milenial akan sangat menentukan, bisa dilakukan dengan memperbaiki demokrasi dengan berdemokrasi. Pemimpin buruk akan ditinggalkan, dan partai media sosial sebagai alternatif penyalur aspirasi," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Rektor UMP Syamsuhadi Irsyad mengatakan kemajuan teknologi informasi menghadirkan generasi muda dengan karakter unik yang sering disebut generasi milenial.

"Saya percaya, hadirnya generasi milenial bisa membawa kemajuan asalkan mereka memahami serta melaksanakan nilai-nilai Pancasila secara baik," katanya.

 Ia mengatakan Pancasila harus didekatkan kepada generasi milenial dengan pendekatan yang interaktif dan menarik

Dia optimistis perguruan tinggi khususnya UMP dapat menjadi fasilitator untuk mengenalkan Pancasila dan nilai-nilai luhur keindonesiaan kepada mahasiswa. 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024