Solo (Antaranews Jateng) - Tingkat ketepatan waktu keberangkatan kereta api di bawah KAI Daerah Operasi VI hampir sempurna atau capai 99 persen.

     "Daop VI berupaya memberikan pelayanan yang baik kepada penumpang, dari 171 kereta api, baik penumpang maupun barang, yang petugas awasi setiap hari belum tentu sekali dalam sebulan ada kejadian KA terlambat berangkat," kata Kepala Pusat Pengendali PT KAI Daop VI Joko Andriyanto di Solo, Jumat.

      Kalaupun ada permasalahan, biasanya dari eksternal. Misalnya, lintasan yang tidak terjaga sehingga berakibat pada kecelakaan antara kereta api dan kendaraan lain.

     "Sampai saat ini perlintasan liar masih ada, biasanya kecil dan berada di kampung-kampung sehingga tidak ada penjagaan," kata Joko Andriyanto.

     Permasalahan lain adalah faktor alam, seperti banjir di Cirebon. Hal ini berdampak pada tersendatnya perjalanan KA dan akhirnya harus berjalan memutar untuk sampai ke wilayah Daop VI.

     "Akhirnya, untuk perjalanan berikutnya juga tertunda," kata Joko Andriyanto.

Selain itu, kasus bunuh diri di perlintasan KA,  juga mempersulit keandalan perjalanan KA itu sendiri.

Jika dibandingkan dengan kasus-kasus lain, kejadian orang bunuh diri di jalur KA adalah yang paling sering terjadi.

     "Pada prinsipnya apa pun yang terjadi di lapangan, masinis mengomunikasikan dengan petugas kami. Petugas lebih untuk memastikan kondisi KA baik. Kalau di luar itu, sudah diurusi pihak lain (aparat hukum, red.)," kata Joko Andriyanto.


    Terkait dengan komunikasi demi kelancaran perjalanan KA, Joko Andriyanto mengatakan bahwa pihaknya melibatkan tiga pihak, yaitu pusat pengendali, stasiun, dan masinis.

     "Garis besarnya, di antaranya kecepatan dan penempatan persilangan," kata Joko Andriyanto.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024