Banda Aceh (ANTARA) - Sebanyak 28 atlet dari berbagai provinsi sukses terbang pada nomor ketepatan mendarat (KTM) cabang olahraga gantole yang berlangsung di Bandar Udara Rembele, Takengon, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, Senin.
Technical Delegate Cabang Olahraga Gantole PON XXI Arif Eko Wahyudi, di Aceh, Senin, mengatakan bahwa nomor pertandingan KTM berlangsung tanpa kendala.
"Untuk ketepatan mendarat, kami tadi mulai sekitar jam tujuh pagi (07.00 WIB) dan selesai sekitar 09.30 WIB," katanya.
Menurut dia, saat nomor KTM berlangsung kondisi angin di lokasi tersebut masih bersahabat sehingga tidak ada kendala dan bisa memainkan dua "round".
Pada hari pertama pertandingan ini, cabang olahraga gantole memainkan tiga nomor pertandingan, yakni KTM kelas B, serta lintas alam atau cross country (XC) kelas A dan beregu A.
"Tadi setelah KTM selesai, angin kebetulan bertiup kencang. Jadi, untuk yang (nomor, red.) lintas alam menunggu (kondisi, red.) angin," katanya.
Ia menyebutkan kecepatan angin ketika itu berkisar 23-23 kilometer per jam, sementara kecepatan ideal untuk bisa terbang dibatasi 15 km per jam.
Kondisi tersebut mengakibatkan para atlet yang akan berlomba pada nomor lintas alam baru bisa terbang sekitar pukul 14.00 WIB.
Arif menjelaskan bahwa cabang olahraga gantole di PON XXI Aceh-Sumut mempertandingkan delapan nomor, yakni ketepatan mendarat (KTM) kelas A dan B, lintas alam atau cross country (XC) kelas A dan B.
Kemudian, nomor XC beregu kelas A dan B, serta nomor pertandingan durasi kelas A dan B.
Cabang olahraga gantole di PON Aceh-Sumut diikuti oleh 43 atlet yang berasal dari 15 provinsi, yakni Aceh, Sumut, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur.
Kemudian, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.
Baca juga: PON 2024, dua atlet Muaythai Jateng cidera dijenguk Nana Sudjana