Temanggung (Antaranews Jateng) - Bupati Temanggung, Jawa Tengah, Muhammad Al Khadziq mengampanyekan gerakan sehari minum kopi untuk.
memasyarakatkan kopi lokal Temanggung.
"Setiap Jumat akan ditetapkan sebagai hari minum kopi. Nanti diterbitkan surat edaran atau imbauan ke kantor-kantor pemerintah di Temanggung hingga level bawah," katanya usai membuka Festival Kopi Temanggung IV di Temanggung, Jumat.
Ia menuturkan dengan gerakan tersebut yang biasanya tidak minum kopi bisa minum kopi, yang awalnya minum satu-dua gelas, nanti bisa lebih banyak lagi, tentu kopinya kopi asli Temanggung.
Ia mengatakan kebijakan tersebut ditempuh dinilai punya peranan penting, hal ini bagian kampanye atau dorongan Pemerintah Daerah (Pemda) kepada masyarakat untuk mengembangkan kopi, supaya kopi Temanggung bisa bersaing dengan daerah-daerah lain dan bisa menyejahterakan seluruh masyarakat Temanggung.
"Temanggung merupakan pusatnya kopi Jawa (Java Coffe), karena Temanggung memiliki ?kopi jenis robusta dan juga arabika yang mempunyai khas tersendiri, yakni aroma tembakau yang tidak dimiliki daerah lainya," katanya.
Menurut dia, jika problem tembakau banyaknya atau maraknya tembakau dari daerah lain masuk Temanggung, namun untuk kopi justru sebaliknya, kopi Temanggung yang jatuh ke tangan tengkulak masuk ke daerah lain dan branding atau merknya diganti daerah tersebut.
"Investor masuk ke Temanggung tidak masalah, asalkan menguntungkan petani kopi atau perajin kopi. Dikhawatirkan kopi Temanggung dimabil orang lain yang merugikan petani atau pelaku kopi. Coba nanti kita cari formula kebijakan, yang berpihak pada petani atau pelaku kopi," katanya.
Ketua BPC Hipmi Temanggung, Mukhtar Hadi Purwanto menuturkan Festival Kopi Temanggung IV tahun 2018 berlangsung pada 28 September sampai 1 Oktober 2018.
Festival Kopi Temanggung IV ini untuk memperkenalkan komoditas kopi, khususnya kopi lokal Temanggung. Ajang tersebut akan menjadi momentum pertemuan antara buyer pabrikan, eksportir kopi, dan kopi shop, termasuk para petani kopi.
memasyarakatkan kopi lokal Temanggung.
"Setiap Jumat akan ditetapkan sebagai hari minum kopi. Nanti diterbitkan surat edaran atau imbauan ke kantor-kantor pemerintah di Temanggung hingga level bawah," katanya usai membuka Festival Kopi Temanggung IV di Temanggung, Jumat.
Ia menuturkan dengan gerakan tersebut yang biasanya tidak minum kopi bisa minum kopi, yang awalnya minum satu-dua gelas, nanti bisa lebih banyak lagi, tentu kopinya kopi asli Temanggung.
Ia mengatakan kebijakan tersebut ditempuh dinilai punya peranan penting, hal ini bagian kampanye atau dorongan Pemerintah Daerah (Pemda) kepada masyarakat untuk mengembangkan kopi, supaya kopi Temanggung bisa bersaing dengan daerah-daerah lain dan bisa menyejahterakan seluruh masyarakat Temanggung.
"Temanggung merupakan pusatnya kopi Jawa (Java Coffe), karena Temanggung memiliki ?kopi jenis robusta dan juga arabika yang mempunyai khas tersendiri, yakni aroma tembakau yang tidak dimiliki daerah lainya," katanya.
Menurut dia, jika problem tembakau banyaknya atau maraknya tembakau dari daerah lain masuk Temanggung, namun untuk kopi justru sebaliknya, kopi Temanggung yang jatuh ke tangan tengkulak masuk ke daerah lain dan branding atau merknya diganti daerah tersebut.
"Investor masuk ke Temanggung tidak masalah, asalkan menguntungkan petani kopi atau perajin kopi. Dikhawatirkan kopi Temanggung dimabil orang lain yang merugikan petani atau pelaku kopi. Coba nanti kita cari formula kebijakan, yang berpihak pada petani atau pelaku kopi," katanya.
Ketua BPC Hipmi Temanggung, Mukhtar Hadi Purwanto menuturkan Festival Kopi Temanggung IV tahun 2018 berlangsung pada 28 September sampai 1 Oktober 2018.
Festival Kopi Temanggung IV ini untuk memperkenalkan komoditas kopi, khususnya kopi lokal Temanggung. Ajang tersebut akan menjadi momentum pertemuan antara buyer pabrikan, eksportir kopi, dan kopi shop, termasuk para petani kopi.