Brebes (ANTARA) - Tim dosen Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto melakukan pendampingan penerapan pertanian konservasi berbasis budi daya kopi di wilayah perbukitan Desa Wanatirta, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat dengan pendanaan Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) melalui skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat. Adapun tim dosen terdiri atas Prof Ahadiyat Yugi Rahayu, Okti Herliana, dan Sri Hartini.
Ketua tim, Prof Ahadiyat Yugi Rahayu mengatakan kegiatan tersebut mengusung judul Peningkatan Produksi Kopi Robusta Berbasis Sustainable Agriculture pada Kelompok Tani Tirta Semesta Desa Wanatirta.
"Pendampingan difokuskan pada penerapan pertanian konservasi untuk mencegah erosi, sekaligus meningkatkan produktivitas kopi robusta secara ramah lingkungan," katanya di Brebes, Kamis (25/9).
Desa Wanatirta memiliki kontur berbukit dengan mata pencaharian utama penduduknya sebagai petani hortikultura, tanaman tahunan, dan kopi. Sekitar 115 petani menanam kopi dengan luasan 0,5 hingga 2 hektare, baik di lahan pribadi maupun lahan Perhutani dengan sistem kerja sama.
Kelompok Tani Tirta Semesta yang beranggotakan 25 petani menjadi mitra dalam program tersebut. Selama ini, kelompok telah memproduksi kopi robusta dengan merek “Semesta”, namun budi daya masih dilakukan secara konvensional. Produksi rata-rata per musim panen mencapai 1,3 ton, dengan 600 kilogram dijual dalam bentuk green bean dan 600 kilogram diolah menjadi kopi bubuk.
Baca juga: Unsoed dampingi BUMDes Banjarsari tingkatkan layanan air bersih
Menurut Prof Ahadiyat, sebagian besar petani masih bergantung pada pupuk dan pestisida sintetis. Hal ini berpotensi menurunkan kesuburan tanah dan meningkatkan biaya produksi.
Oleh karena itu, tim mendorong penggunaan pupuk dan pestisida organik berbasis limbah pertanian serta agensia hayati Beauveria bassiana untuk menekan serangan hama penggerek buah kopi.
Dalam program tersebut, Okti Herliana mendampingi pelatihan pembuatan pupuk dan pestisida organik, sementara Sri Hartini memberikan penguatan kelompok dan perluasan jangkauan pemasaran produk kopi.
Ketua Kelompok Tani Tirta Semesta Aris Budiarto menyambut baik pendampingan yang dilakukan akademisi Unsoed.
"Kami gembira mendapatkan dukungan, baik dari sisi budi daya maupun pengembangan usaha kopi. Dukungan ini memotivasi kelompok agar lebih solid dalam mengembangkan kopi Semesta," ujarnya.
Melalui pendampingan tersebut, Unsoed berharap dapat membantu petani mengoptimalkan potensi kopi robusta sekaligus menjaga kelestarian lingkungan di kawasan perbukitan Wanatirta.
Baca juga: Unsoed luncurkan aplikasi Garuda untuk tata kelola data terintegrasi
Baca juga: Unsoed dukung pengembangan budi daya melon hidroponik berbasis IoT
Baca juga: Akademisi Unsoed: Mitigasi bencana perlu berbasis riset terkini

