Semarang (Antaranews Jateng) - Sejumlah pelajar asal Kepulauan Riau yang menjadi program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2018 mengaku terkesan dengan keramahan masyarakat Semarang.
"Orangnya ramah-ramah. Dari kemarin saya berkeliling di Semarang, saya terkesan dengan keramahan masyarakatnya," kata Uster Chorneles (17), siswa peserta SMN 2018 di Semarang, Jumat.
Bentuk keramahan masyarakat itu, kata dia, salah satunya ditunjukkan dengan sapaan yang diberikan lebih dulu kepada para pelajar asal Kepri yang rata-rata baru pertama kali berkunjung di Semarang.
Hal itu diungkapkan sulung dari dua bersaudara itu saat mengunjungi kawasan Kota Lama Semarang yang menjadi destinasi wisata terakhir yang dikunjungi mereka selama program SMN mulai 3-16 September 2018.
Remaja kelahiran Tarempa, 11 September 2001 itu merasakan pengalaman barunya selama mengunjungi destinasi wisata di Semarang, seperti Museum Lawang Sewu, Kelenteng Sam Poo Kong, dan Kota Lama.
"Di daerah saya karena pulau wisatanya berupa laut dan perikanan. Di sini (Semarang, red.) saya melihat banyak peninggalan sejarah yang jadi tempat wisata. Kotanya juga bagus," kata siswa SMK Negeri 1 Anambas itu.
Program SMN adalah kegiatan pertukaran pelajar yang diinisiasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan difasilitasi seluruh BUMN yang memiliki wilayah kerja di 34 provinsi.
Untuk pelajar dari Kepri, difasilitasi PT Pelindo I Tanjung Pinang, Perum LKBN Antara, dan PT Persero Batam dengan menyeleksi 24 siswa untuk studi banding ke Yogyakarta dan Semarang.
Semula, para pelajar asal Kepri yang mengikuti SMN 2018 direncanakan berkunjung ke Lombok, Nusa Tenggara Barat, tetapi karena terjadi gempa kemudian dialihkan ke Yogyakarta dan Semarang.
Irma Ningsih (16), siswa SMAN 1 Lingga yang menjadi peserta SMN 2018 juga mengungkapkan kesannya terhadap keramahan warga Semarang, termasuk ketika pertama kali mereka menginjakkan kaki di Kota Atlas.
"Saya senang orangnya ramah-ramah, santai. Sejak awal kami datang, kemudian berkunjung ke tempat-tempat wisata, berinteraksi dengan masyarakatnya, kami senang," kata gadis kelahiran Panggak Darat, Lingga, 23 September 2002 itu.
Bagi Irma, program SMN yang diikutinya bersama 23 kawannya sesama pelajar asal Kepri menguatkan rasa kebersamaan, sekaligus menambah ilmu dan wawasan yang mereka tidak jumpai di daerah asalnya.
"Bisa berwisata, sekaligus menambah ilmu, dan rasa kebersamaan. Kebetulan, baru pertama kali saya ke sini (Semarang, red.). Saya akan 'share' sama kawan-kawan saya di Lingga nanti," kata anak ketiga dari lima bersaudara itu.
Selain di Kota Lama, para pelajar asal Kepri itu diajak berkunjung ke Museum Lawang Sewu, Kelenteng Sam Poo Kong, Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang, kampus Undip, dan Kantor Pelindo III.
"Orangnya ramah-ramah. Dari kemarin saya berkeliling di Semarang, saya terkesan dengan keramahan masyarakatnya," kata Uster Chorneles (17), siswa peserta SMN 2018 di Semarang, Jumat.
Bentuk keramahan masyarakat itu, kata dia, salah satunya ditunjukkan dengan sapaan yang diberikan lebih dulu kepada para pelajar asal Kepri yang rata-rata baru pertama kali berkunjung di Semarang.
Hal itu diungkapkan sulung dari dua bersaudara itu saat mengunjungi kawasan Kota Lama Semarang yang menjadi destinasi wisata terakhir yang dikunjungi mereka selama program SMN mulai 3-16 September 2018.
Remaja kelahiran Tarempa, 11 September 2001 itu merasakan pengalaman barunya selama mengunjungi destinasi wisata di Semarang, seperti Museum Lawang Sewu, Kelenteng Sam Poo Kong, dan Kota Lama.
"Di daerah saya karena pulau wisatanya berupa laut dan perikanan. Di sini (Semarang, red.) saya melihat banyak peninggalan sejarah yang jadi tempat wisata. Kotanya juga bagus," kata siswa SMK Negeri 1 Anambas itu.
Program SMN adalah kegiatan pertukaran pelajar yang diinisiasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan difasilitasi seluruh BUMN yang memiliki wilayah kerja di 34 provinsi.
Untuk pelajar dari Kepri, difasilitasi PT Pelindo I Tanjung Pinang, Perum LKBN Antara, dan PT Persero Batam dengan menyeleksi 24 siswa untuk studi banding ke Yogyakarta dan Semarang.
Semula, para pelajar asal Kepri yang mengikuti SMN 2018 direncanakan berkunjung ke Lombok, Nusa Tenggara Barat, tetapi karena terjadi gempa kemudian dialihkan ke Yogyakarta dan Semarang.
Irma Ningsih (16), siswa SMAN 1 Lingga yang menjadi peserta SMN 2018 juga mengungkapkan kesannya terhadap keramahan warga Semarang, termasuk ketika pertama kali mereka menginjakkan kaki di Kota Atlas.
"Saya senang orangnya ramah-ramah, santai. Sejak awal kami datang, kemudian berkunjung ke tempat-tempat wisata, berinteraksi dengan masyarakatnya, kami senang," kata gadis kelahiran Panggak Darat, Lingga, 23 September 2002 itu.
Bagi Irma, program SMN yang diikutinya bersama 23 kawannya sesama pelajar asal Kepri menguatkan rasa kebersamaan, sekaligus menambah ilmu dan wawasan yang mereka tidak jumpai di daerah asalnya.
"Bisa berwisata, sekaligus menambah ilmu, dan rasa kebersamaan. Kebetulan, baru pertama kali saya ke sini (Semarang, red.). Saya akan 'share' sama kawan-kawan saya di Lingga nanti," kata anak ketiga dari lima bersaudara itu.
Selain di Kota Lama, para pelajar asal Kepri itu diajak berkunjung ke Museum Lawang Sewu, Kelenteng Sam Poo Kong, Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang, kampus Undip, dan Kantor Pelindo III.