Film Sara & Fei, tema sejarah dipadukan kehidupan masa kini

Jumat, 27 Juli 2018 16:08 WIB

Jakarta (Antaranews Jateng) - Aroma angker tak lepas dari bangunan-bangunan bersejarah yang diliputi kisah-kisah tragis penuh darah seperti Balaikota Batavia, yang kini menjadi Museum Fatahillah.

Sutradara Adisurya Abdy meraciknya menjadi drama berbumbu sejarah dan romansa "Sara & Fei, Stadhuis Schandaal".

"Ini basisnya drama dengan paduan masa lalu dan masa kini yang disajikan dengan irama pop dan selera kekinian," kata Adisurya yang kembali ke bangku sutradara setelah "libur panjang" selama 14 tahun.

Sesuai judulnya yang berbau Belanda, "Sara & Fei, Stadhuis Schandaal" mengangkat tema sejarah yang dipadukan dengan kehidupan masa kini.

Fei (Amanda Rigby) adalah seorang mahasiswi yang sedang melakukan riset tugas akhir di kawasan Kota Tua, Museum Fatahillah. Di sana, dia berjumpa dengan perempuan misterius blasteran Belanda-Jepang bernama Sara (Tara Adia).
 
Sosok Sara yang berasal dari dunia lain tak bisa lepas dari pikiran Fei. Semenjak melihatnya di Kota Tua, Sara kerap menghantuinya.

Ketika keduanya bertemu lagi, gadis bernama lengkap Saartjie Specx itu membawa Fei melewati lorong waktu ke masa Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon masih memerintah Batavia, di mana skandal cinta Sara dan kekasihnya Pieter berakhir tragis.

Saksi bisu romansa menyedihkan Sara dan kekasihnya adalah balaikota yang kini jadi Museum Fatahillah (Stadhuis Schandaal artinya Skandal Balaikota).
 
Fei tak cuma bergulat dengan masa lalu, dia juga harus berhadapan dengan kehidupan percintaannya yang berliku. Hubungannya dengan sang kekasih, Chiko (Haniv Hawakin), mulai memburuk. Pada saat yang sama, muncul pria lain di Shanghai yang membuat hatinya bergetar.

Meski "Sara & Fei, Stadhuis Schandaal" digadang-gadang sebagai karya baru dengan nafas modern, aroma lawas masih melingkupi film ini.

Sebagian dialognya relevan dengan situasi masa kini, misalnya hoax, tapi ada juga yang masih terdengar kaku, terutama bagi penonton milenial.

Selain Kota Tua, pihak produksi juga membuat set berupa tangsi dan benteng Belanda di atas tanah seluas 1.500 m2 di Pasar Minggu. Suasana masa lampau didapat dengan menggabungkan set tersebut dengan CGI, yang patut diapresiasi meski belum maksimal.

Untuk memperluas pasar hingga ke Tiongkok, film ini juga mengambil Shanghai sebagai lokasi pengambilan gambar. Namun cerita romansa Fei di Shanghai lebih terasa jadi distraksi dari plot utama, bukannya melengkapi.

 
Berpotensi

"Stadhuis Schandaal" berpotensi menjadi film yang menyenangkan bagi pencinta sejarah. Sayangnya banyak faktanya dilontarkan hanya lewat dialog, bukan visual memikat.

Selain itu cerita sempalannya terlalu banyak, terlalu lama mengalihkan perhatian penonton dari alur cerita utama. Akhirnya juga klise: yang baik bahagia, yang jahat mati.

Di luar itu semua, "Stadhuis Schandaal" bisa jadi menumbuhkan niat penonton mengulik lebih dalam sejarah Museum Fatahillah, lebih dari sekadar tempat berfoto dengan sepeda ontel sambil mengenakan topi plesir warna-warni.

Film ini juga menghadirkan pemain pendukung yang sudah malang melintang di industri film Tanah Air seperti Anwar Fuady, George Mustafa Taka, Rowiena Umboh, Rensy Millano, Tio Duarte, Septian Dwi Cahyo, Iwan Burnani, Julian Kunto, Aby Zabit El Zufri serta pemain pendukung seperti Lady Salsabyla, Ricky Cuaca, Stephanie Ady, Iqbal Alif, Andhika Ariesta dan Yurike Cindy.

Areng Widodo, pemusik senior yang pernah beberapa kali bekerja sama dengan Adisurya Abdy, menjadi penata musik untuk film ini dan menyajikan kembali lagu ciptaannya "Syair Kehidupan" yang diaransemen ulang serta dinyanyikan oleh Hilda Ridwan Mas.(Editor : Maryati).
 

Pewarta : Nanien Yuniar
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Hoaks dan SARA berpotensi muncul jelang Pemilu 2024

15 December 2023 12:55 Wib

Wagub Jateng : Kalau kampanye ada isu SARA, segera "cut"

18 January 2023 20:47 Wib, 2023

Yahya Waloni juga ditangkap dalam kasus SARA

26 August 2021 19:17 Wib, 2021

Pelapor Facebook diduga milik advokat pengunggah ujaran bernada SARA diperiksa

01 October 2020 3:38 Wib, 2020

Akun Facebook diduga milik advokat dipolisikan akibat ujaran bernada SARA

18 September 2020 17:15 Wib, 2020
Terpopuler

RTMM-SPSI ajak pekerja informal ikut jaminan sosial ketenagakerjaan

PERISTIWA - 04 May 2024 6:23 Wib

Dadang Somantri berharap pekerja kompeten dan terampil

PERISTIWA - 02 May 2024 8:39 Wib

Kemenag Surakarta: Lansia jadi prioritas petugas haji

PERISTIWA - 30 April 2024 8:24 Wib

ANTARA Biro Jateng lepas mahasiswa magang Polines

PERISTIWA - 04 May 2024 6:37 Wib

BPJS Kesehatan Purwokerto dan mitra RS pastikan prosedur pelayanan

PERISTIWA - 02 May 2024 9:05 Wib