Semarang (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen meminta semua pihak melakukan kampanye politik Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024 tanpa memanfaatkan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), sehingga pesta demokrasi berjalan secara demokratis dan damai.
"Kalau ada isu SARA, ini yang perlu kita cut (hentikan), perlu kita luruskan; jangan sampai isu itu muncul kita biarkan menjadi besar," kata Taj Yasin di Semarang, Jawa Tengah, Rabu.
Menurut dia, masyarakat harus terus diberikan pemahaman mengenai kampanye hitam yang menyesatkan, salah satunya adalah politik identitas. Meskipun masyarakat sudah dewasa dalam menanggapi isu politik, katanya, masih ada beberapa elemen masyarakat yang mudah terhasut sehingga bisa timbul perpecahan.
Taj Yasin juga meyakini isu toleransi dapat menjadi muara dari upaya oknum-oknum saat berkampanye, sehingga dia mengimbau masyarakat untuk lebih memahami makna toleransi agar tidak muncul gesekan antarsesama.
"Politik identitas jangan sampai muncul di pemilu atau tahapan pemilu. Saya yakin muaranya itu pada isu toleransi, sedangkan toleransi itu tidak boleh kebablasan, harus ada remnya," jelasnya.
Dia juga mengimbau masyarakat agar memilih pemimpin sesuai keyakinan hati dan mengingatkan masyarakat tidak memaksakan pilihannya kepada orang lain.
"Kita tidak bisa memengaruhi. Kalau orang tersebut sudah menetapkan pilihannya, kita harus menghormati hal itu," ujar Taj Yasin.