Demak (Antaranews Jateng) - Calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunjungi para korban banjir di Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Kamis.

Calon gubernur yang berpasangan dengan cawagub Taj Yasin Maimoen itu harus naik perahu karet saat mengunjungi para korban banjir karena air masih sekitar 60-75 centimeter.

Akibat banjir tersebut, sejumlah fasilitas desa praktis tidak berfungsi, bahkan kegiatan belajar mengajar sebagian pelajar Sekolah Dasar Sayung 1 harus dipindahkan ke kantor desa setempat.

Saat berkeliling meninjau korban banjir, Ganjar sempat menelepon pimpinan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana untuk menyampaikan usulan warga soal pengadaan pompa agar genangan banjir dapat segera surut.

Pompa air yang diusulkan warga sebanyak empat unit dengan harga satu unitnya sebesar Rp450 juta.

"Banjir di sini rutin, tiap tahun, maka pengadaan pompa air itu realistis. Dari BBWS katanya sudah diusulkan, maka tugas saya menguatkan itu, mungkin kalau pompa air bisa saya carikan dana CSR (Corporate Social Responsibility)," katanya.

Selain itu BBWS, kata Ganjar, sebenarnya juga sudah merencanakan normalisasi sungai, namun belum terealisasi hingga sekarang.

Sebelumnya, saat menuju lokasi banjir di Sayung, Kabupaten Demak, Ganjar menghentikan kendaraan yang ditumpanginya ketika melihat warga bergotong royong menutup tanggul sungai yang jebol sehingga air sungai menggenangi Jalan Onggorawe, Demak.

Tanpa mengenakan alas kaki, Ganjar turun dari mobil dan berjalan menuju kerumunan warga yang terlihat sedang melakukan penanganan darurat terhadap tanggul sungai yang jebol.

Setelah Ganjar melihat langsung, diketahui jika kondisi sungai ternyata lebih tinggi dari jalan sehingga ketika air meluap langsung menggenangi jalan yang menjadi akses utama dari Kabupaten Demak menuju Mranggen itu.

Ganjar juga terlihat menelepon Bupati Demak Natsir dan meminta Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Demak agar mengirimkan alat berat untuk mengangkut sampah di sepanjang aliran sungai.

"Saya juga menghubungi BPBD Kabupaten Demak dan BPBD Provinsi Jateng untuk menyumbang tanggul darurat, nanti biar karung diisi pasir atau padas, termasuk logistik jika ada yang mengungsi harus disiapkan," ujar Ganjar.

Perangkat Desa Tambakroto, Ahmad Jumali, menambahkan banjir terjadi setiap tahun saat musim hujan karena di tengah jembatan ada tiang penyangga yang berukuran cukup besar.

"Adanya tiang tersebut menghambat aliran air dan juga berbagai jenis sampah yang berasal dari daerah atas," katanya.

Pihaknya mengaku sudah mengusulkan ke Pemkab Demak untuk merenovasi jembatan tersebut, tapi hingga saat ini belum direspon.

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024