Objek wisata Curug Sirawe yang berada di Desa Pranten, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, atau tepatnya di bawah dataran tinggi Dieng kini belum begitu banyak dikenal oleh pengunjung daerah lain, seperti halnya objek wisata di Tawangmangu.

Lokasi menuju objek wisata Curug Sirawe memang masih sulit dijangkau oleh kendaraan roda dua maupun mobil bahkan dilalui dengan jalan kaki karena akses menuju ke objek yang masih tersembunyi itu berupa jalan setapak bebatuan yang licin.

Curug Sirawe terletak di Dusun Sigempol, Desa Pranten, Kecamatan Bawang yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Banjarnegara dan dekat dengan objek wisata dataran tinggi Dieng.

Destinasi tersebut merupakan salah satu Curug di Kabupaten Batang yang kondisinya masih asli atau "perawan". Untuk menuju ke lokasi Curug Sirawe, pengunjung masih harus berjalan menyusuri jalan setapak sejauh sekitar 1 kilometer dari permukiman warga.

Kendati demikian, pengunjung seakan tidak merasa lelah dan penat setelah sampai ke Curug Serawe itu karena sepanjang perjalanan yang dilalui akan disuguhi dengan pemandangan hutan lindung dan hamparan kebun sayur di lereng bukit.

Penamaan Curug Sirawe diambil dari asal kata "rawe" yang artinya banyak suwiran atau seperti kain yang terdapat roncenya. Hal itulah mengapa Curug Sirawe terbagi menjadi tiga curug yang lokasinya saling berdekatan.

Dua curug berukuran lebih kecil berada di atas dan satu curug lainnya berukuran lebih besar berada di dasar lembah.

Uniknya lagi, dua curug yang berada di atas merupakan curug air panas yang bersuhu lumayan tinggi dan satu curug mempunyai suhu air sangat dingin.

Curug Sirawe berada pada ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan air laut (mdpl) konon sempat sebagai tempat persinggahan para dewa, termasuk pengambilan bebatuan untuk bangunan candi di Dieng.

Semula Curug Sirawe hanya dimanfaatkan sebagai tempat istirahat dan mandi oleh para pencari kayu atau pencari madu hutan. Namun sejak keberadaannya diketahui memiliki pesona yang indah dan sejuk, objek wisata itu menjadi daya tarik para petualang.

Tangkap peluang

Potensi Curug Sirawe yang dikelilingi oleh lembah dan perbukitan itu, serta hamparan tanaman sayuran jenis kentang, wortel, dan kol ini makin menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke objek itu.

Saat ini, objek wisata sudah banyak dikunjungi oleh wisatawan khususnya para pencinta alam atau petualang.

Hanya saja, sebagian besar para pengunjung objek wisata Curug Sirawe lebih memilih melalui jalan Kabupaten Banjarnegara karena dinilai lebih efektif dan mudah dijangkau.

Oleh karena, Pemerintah Kabupaten Batang yang secara "status quo" memiliki Curug Sirawe berusaha mengambil alih agar pengunjung bisa melalui Desa Pranten, Kecamatan Bawang.

Keseriusan Pemkab Batang untuk membesarkan objek wisata Curug Sirawe, akan diwujudkan dengan memperbaiki sarana infrastruktur mulai dari Kecamatan Bawang hingga menuju objek wisata itu.

Bahkan, Pemkab Batang juga sudah merencanakan membangun masjid berukuran besar dan megah di sekitar Curug Sirawe.

Bupati Batang, Wihaji mengatakan bahwa pemkab akan mengaggendakan `Detail Engineering Design` pembangunan infrastruktur termasuk sarana pendukungnya.

`Detail Engineering Design` akan dibuat 2018 dan selanjutnya pada 2019 akan dimulai pelaksanaan pembangunannya.

Pencanangan "Visit Batang 2022" "Heaven Of Asia" oleh Bupati Batang Wihaji beberapa waktu lalu, kini memang mulai semakin jelas konsepnya.

Setidaknya hal itu terlihat saat Bupati Wihaji dan Wakil Bupati Batang Suyono serius menggarap Kecamatan Bawang sebagai salah satu daerah sentral kunjungan wisata di Kabupaten Batang.

Dipilihnya wilayah Kecamatan Bawang sebagai salah satu daerah percontohan wisata memang bukan tanpa alasan karena daerah yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara itu secara geografis dikenal sebagai daerah dataran tinggi yang memiliki panorama alam yang indah.

Bahkan Kecamatan Bawang juga memiliki enam titik wisata berupa lima curug dan satu wisata pemandian air hangat yang semuanya belum digarap secara maksimal.

Selain Curug Sirawe, Kecamatan Bawang juga banyak potensi wisata yang patut dipromosikan pada wisatawan, seperti Curug Pancawati di Dukuh Mulyodadi Desa Jambangan, Curug Siwungkal Desa Purbo, Curug Agung Dukuh Pagedigan Desa Pasusukan, Curug Mulyosari Desa Kebaturan, Curug Semawur Desa Kalirejo, dan Curug Sipitung Desa Jambangan.

Beberapa curug tersebut dapat dipadukan lagi dengan adanya kolam pemandian yang unik dengan air alami yang sangat segar di Desa Deles yang berada tepat di di Lereng Gunung Perahu kompleks Pegunungan Dieng.

Bupati mengatakan setelah jalur Bawang-Pranten selesai maka nantinya jarak tempuh yang selama ini memerlukan waktu 2 jam dapat ditempuh menjadi 15 menit.

"Kami berjanji akan membuat akses infrastruktur dari Desa Pranten ke dukuh Sigemplong yang akan nantinya pada 2019 akan selesai digarap," katanya.

Pemkab sudah menjanjikan untuk menghidupkan potensi wisata di Kecamatan Bawang dengan melakukan kerja sama dengan sejumlah perusahaan dan tidak menutup kemungkinan dengan Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo.

Adapun bentuk kerja sama dengan perusahaan adalah melalui program "corporate sosial responbilty" untuk membantu pengembangan wisata curug itu.

Sedangkan bentuk kerja sama dengan Kabupaten Banjarnegera dan Wonosobo adalah membuat satu paket tujuan wisata, artinya wisatawan yang berkunjung ke sejumlah objek wisata di Dieng dapat diajakn ke sejumlah potensi wisata di Kecamaran Bawang, Kabupaten Batang.

Berdayakan Masyarakat

Pengembangan sejumlah objek wisata di wilayah Kecamatan Bawang juga memiliki tujuan masyarakat yang berada di sekitar objek wisata dapat diberdayakan.

Hanya saja, Bupati Wihaji mengingatkan pada warga atau kelompok sadar wisata jangan terburu-buru untuk mengutamakan bagaimana cara mendapatkan untung dari mengelola objek wisata.

"Hal yang penting, warga jangan berpikir dulu mendapatkan untung melainkan bagaimana objek wisata itu dapat lebih banyak dikunjungi wisatawan. Otomatis apabila banyak pengunjung maka rezeki juga mudah diperoleh," katanya.

Pewarta : Kutnadi
Editor :
Copyright © ANTARA 2025