Solo, ANTARA JATENG - Festival Payung Indonesia dengan tema "Sepayung Indonesia" mulai didatangi pengunjung meski belum ada pembukaan secara resmi.
"Biasanya sepulang sekolah saya lewat sini, hari ini disempatkan mampir karena memang bagus sekali," kata siswa SMKN 7 Surakarta Diyah Chandra di Pura Mangkunegaran Solo, Kamis.
Ia mengatakan beberapa temannya juga sudah mengambil foto di tempat tersebut sehingga siswa kelas 12 tersebut ingin melakukan hal serupa.
Diyah mengatakan ingin mengambil banyak foto di tempat tersebut sebelum ramai pengunjung setelah dilakukannya pembukaan.
"Biasanya setelah ada pembukaan kan pengunjung makin banyak, nanti susah cari sudut yang bagus. Semua dipenuhi pengunjung," katanya.
Meski memuji keindahan payung-payung yang digantung di jalan masuk Pura Mangkunegaran tersebut, dikatakannya, Festival Payung Indonesia tahun ini kalah bagus jika dibandingkan dengan festival serupa tahun lalu.
"Lebih bagus saat diadakan di Balekambang karena di sana banyak pohon besar, udaranya lebih sejuk. Kalau di sini panas, jadi kurang bisa menikmati," katanya.
Sebelumnya, terkait dengan pelaksanaan festival yang dilaksanakan mulai 15-17 September 2017, Ketua Pelaksana Festival Payung Indonesia 2017 Heru Mataya mengatakan festival diadakan karena keberagaman Indonesia yang merupakan anugerah dan penuh warna.
"Namun akhir-akhir ini terjadi berbagai ancaman bertoleransi. Oleh karena itu, lewat acara ini kami ingin merajut rasa persatuan bangsa," katanya.
Pada festival tersebut, dikatakannya, akan ada ratusan payung rajut karya perajut dari berbagai kota di Indonesia, di antaranya dari Lhokseumawe, Medan, Lampung, Semarang, Yogyakarta, Magelang, Madiun, dan Bali.
"Totalnya ada 127 payung rajut yang dipamerkan pada festival ini, selain itu juga akan fashion show kain lurik dan payung dari berbagai daerah di Indonesia, serta gelar pentas maestro tari di Indonesia," katanya.
"Biasanya sepulang sekolah saya lewat sini, hari ini disempatkan mampir karena memang bagus sekali," kata siswa SMKN 7 Surakarta Diyah Chandra di Pura Mangkunegaran Solo, Kamis.
Ia mengatakan beberapa temannya juga sudah mengambil foto di tempat tersebut sehingga siswa kelas 12 tersebut ingin melakukan hal serupa.
Diyah mengatakan ingin mengambil banyak foto di tempat tersebut sebelum ramai pengunjung setelah dilakukannya pembukaan.
"Biasanya setelah ada pembukaan kan pengunjung makin banyak, nanti susah cari sudut yang bagus. Semua dipenuhi pengunjung," katanya.
Meski memuji keindahan payung-payung yang digantung di jalan masuk Pura Mangkunegaran tersebut, dikatakannya, Festival Payung Indonesia tahun ini kalah bagus jika dibandingkan dengan festival serupa tahun lalu.
"Lebih bagus saat diadakan di Balekambang karena di sana banyak pohon besar, udaranya lebih sejuk. Kalau di sini panas, jadi kurang bisa menikmati," katanya.
Sebelumnya, terkait dengan pelaksanaan festival yang dilaksanakan mulai 15-17 September 2017, Ketua Pelaksana Festival Payung Indonesia 2017 Heru Mataya mengatakan festival diadakan karena keberagaman Indonesia yang merupakan anugerah dan penuh warna.
"Namun akhir-akhir ini terjadi berbagai ancaman bertoleransi. Oleh karena itu, lewat acara ini kami ingin merajut rasa persatuan bangsa," katanya.
Pada festival tersebut, dikatakannya, akan ada ratusan payung rajut karya perajut dari berbagai kota di Indonesia, di antaranya dari Lhokseumawe, Medan, Lampung, Semarang, Yogyakarta, Magelang, Madiun, dan Bali.
"Totalnya ada 127 payung rajut yang dipamerkan pada festival ini, selain itu juga akan fashion show kain lurik dan payung dari berbagai daerah di Indonesia, serta gelar pentas maestro tari di Indonesia," katanya.