Boyolali, Antara Jateng - Gedung serbaguna Balai Sidang Wahesa yang terletak di Jalan Kates Ngebong Siswodipuran merupakan salah satu ikon baru di Kabupaten Boyolali, kata Bupati Boyolali Seno Samodro.
"Bangunan megah Balai Sidang Wahesa ini rencana diresmikan Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. Namun, karena berhalangan hadir, Bu Puan harus mendamping Presiden Joko Widodo kunjung di Kalimantan," kata Seno Samodro usai acara peresmian Gedung Balai Sidang Wahesa, Jalan Kates Ngebong Siswodipuran Boyolali, Selasa.
Menurut Seno Samodro, Boyolali selain memiliki ikon patung sapi terbesar, patung Arjuna Wijaya di simpang lima, kini tambah lagi Gedung Balai Sidang wahesa atau "Convention Hall Dome" yang mampu menampung sekitar 2.000 hingga 3.000 orang.
Seno Samodro mengatakan bahwa pembangunan balai sidang tersebut bertujuan untuk menyediakan fasilitas publik yang lebih baik dan berdaya tampung banyak.
"Gedung dengan desain artistik ini diharapkan mampu menunjang kegiatan-kegiatan masyarakat karena dapat menampung 2.000 hingga 3.000 orang," katanya.
Pembangunan gedung Balai Sidang Mahesa tersebut, kata dia, dilaksanakan selama 3 tahun. Tahap pertama, dikerjakan pada tahun 2015, tahap kedua 2016, dan tahap ketiga 2017 dengan nilai total anggaran sekitar Rp23 miliar.
Pada tahap pertama, pembangunan gedung tersebut menghabiskan anggaran mencapai sebesar Rp7,092 miliar, tahap dua pada tahun 2016 sebesar Rp11,26 miliar, dan tahap ketiga akan dilaksanakan awal 2017 dengan anggaran sekitar Rp5 miliar.
Pelaksanaan tahun depan penyempurnaan gedung serbaguna Mahesa, antara lain, pembangunan pagar, pavingisasi, taman, dan fasilitas lainnya.
Menurut dia, setelah peresmian Balai Sidang Mahesa tersebut, akan dilaksanakan perhelatan akbar, yakni fashion show.
"Kami rencana juga akan menghadirkan bintang tamu Krakatau Jazz pada acara Festival Jazz Boyolali," katanya.
Bangunan gedung megah Mahesa tersebut menempati tanah seluas sekitar 3.846,5 meter persegi dan tersedia lahan yang parkir yang memadai.
Balai Sidang Mahesa itu tidak hanya difungsikan sebagai gedung pertemuan saja, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, baik pameran dagang, kesenian, maupun event-event olahraga.
"Bangunan megah Balai Sidang Wahesa ini rencana diresmikan Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. Namun, karena berhalangan hadir, Bu Puan harus mendamping Presiden Joko Widodo kunjung di Kalimantan," kata Seno Samodro usai acara peresmian Gedung Balai Sidang Wahesa, Jalan Kates Ngebong Siswodipuran Boyolali, Selasa.
Menurut Seno Samodro, Boyolali selain memiliki ikon patung sapi terbesar, patung Arjuna Wijaya di simpang lima, kini tambah lagi Gedung Balai Sidang wahesa atau "Convention Hall Dome" yang mampu menampung sekitar 2.000 hingga 3.000 orang.
Seno Samodro mengatakan bahwa pembangunan balai sidang tersebut bertujuan untuk menyediakan fasilitas publik yang lebih baik dan berdaya tampung banyak.
"Gedung dengan desain artistik ini diharapkan mampu menunjang kegiatan-kegiatan masyarakat karena dapat menampung 2.000 hingga 3.000 orang," katanya.
Pembangunan gedung Balai Sidang Mahesa tersebut, kata dia, dilaksanakan selama 3 tahun. Tahap pertama, dikerjakan pada tahun 2015, tahap kedua 2016, dan tahap ketiga 2017 dengan nilai total anggaran sekitar Rp23 miliar.
Pada tahap pertama, pembangunan gedung tersebut menghabiskan anggaran mencapai sebesar Rp7,092 miliar, tahap dua pada tahun 2016 sebesar Rp11,26 miliar, dan tahap ketiga akan dilaksanakan awal 2017 dengan anggaran sekitar Rp5 miliar.
Pelaksanaan tahun depan penyempurnaan gedung serbaguna Mahesa, antara lain, pembangunan pagar, pavingisasi, taman, dan fasilitas lainnya.
Menurut dia, setelah peresmian Balai Sidang Mahesa tersebut, akan dilaksanakan perhelatan akbar, yakni fashion show.
"Kami rencana juga akan menghadirkan bintang tamu Krakatau Jazz pada acara Festival Jazz Boyolali," katanya.
Bangunan gedung megah Mahesa tersebut menempati tanah seluas sekitar 3.846,5 meter persegi dan tersedia lahan yang parkir yang memadai.
Balai Sidang Mahesa itu tidak hanya difungsikan sebagai gedung pertemuan saja, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, baik pameran dagang, kesenian, maupun event-event olahraga.