Semarang, Antara Jateng - Pemerintah Kota Semarang berupaya meningkatkan kesejahteraan para modin, mengingat honor modin di itu yang masih kurang, yakni Rp250 ribu/bulan.
"Honor itu memang belum bisa disebut gaji. Pemkot Semarang menyebutnya semacam 'stimulan' atau bantuan transportasi," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Sabtu.
Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi mengakui Pemkot Semarang baru bisa memberikan bantuan yang sifatnya stimulan dengan besaran Rp250 ribu/bulan yang belum bisa dikatakan layak.
Namun, kata dia, pihaknya masih memikirkan solusi untuk meningkatkan kesejahteraan para modin di Kota Semarang meski berimplikasi pada pembengkakan anggaran pada APBD Kota Semarang.
Dengan meningkatkan salah satu stimulan transportasi bagi modin, lanjut dia, tentunya berdampak terhadap satuan standar harga untuk jajaran lainnya yang ada di Pemkot Semarang.
"Tentunya, ada pembengkakan biaya secara keseluruhan. Ya, kami akan sesuaikan dengan kemampuan daerah. Kalau stimulan Rp250 ribu/bulan dirasa kurang, kami akan coba tingkatkan," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Kelompok Modin Kota Semarang Maskur mengakui selama ini modin hanya menerima honor sebesar Rp250 ribu/bulan, padahal modin adalah profesi yang membutuhkan keahlian khusus.
"Modin merupakan profesi yang tidak semua orang bisa menjalaninya. Tugas kami melayani masyarakat dengan menjadi 'penjaga gawang' selama 24 jam/hari. Tidak semua orang bisa," katanya.
Ia menjelaskan tugas modin, di antaranya membantu warga dalam prosesi pernikahan hingga pengurusan jenazah, mulai memandikan, mengafani, menyolatkan, hingga memandu proses pemakaman.
"Kan belum tentu semua orang mampu atau mau melakukan pekerjaan seperti ini. Namun, selama ini kesejahteraan para modin belum mendapatkan perhatian dari Pemkot Semarang," katanya.
Maka dari itu, Maskur berharap Pemkot Semarang memperhatikan kesejahteraan para modin dengan tugasnya yang berat dalam melayani masyarakat, misalnya disetarakan upah minimum kota (UMK).
"Meski hanya mendapatkan bantuan transportasi Rp250 ribu, selama ini kawan-kawan modin tetap ikhlas dalam menjalankan tugasnya. Tidak pernah ada demo menuntut kenaikan gaji," katanya.
"Honor itu memang belum bisa disebut gaji. Pemkot Semarang menyebutnya semacam 'stimulan' atau bantuan transportasi," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Sabtu.
Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi mengakui Pemkot Semarang baru bisa memberikan bantuan yang sifatnya stimulan dengan besaran Rp250 ribu/bulan yang belum bisa dikatakan layak.
Namun, kata dia, pihaknya masih memikirkan solusi untuk meningkatkan kesejahteraan para modin di Kota Semarang meski berimplikasi pada pembengkakan anggaran pada APBD Kota Semarang.
Dengan meningkatkan salah satu stimulan transportasi bagi modin, lanjut dia, tentunya berdampak terhadap satuan standar harga untuk jajaran lainnya yang ada di Pemkot Semarang.
"Tentunya, ada pembengkakan biaya secara keseluruhan. Ya, kami akan sesuaikan dengan kemampuan daerah. Kalau stimulan Rp250 ribu/bulan dirasa kurang, kami akan coba tingkatkan," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Kelompok Modin Kota Semarang Maskur mengakui selama ini modin hanya menerima honor sebesar Rp250 ribu/bulan, padahal modin adalah profesi yang membutuhkan keahlian khusus.
"Modin merupakan profesi yang tidak semua orang bisa menjalaninya. Tugas kami melayani masyarakat dengan menjadi 'penjaga gawang' selama 24 jam/hari. Tidak semua orang bisa," katanya.
Ia menjelaskan tugas modin, di antaranya membantu warga dalam prosesi pernikahan hingga pengurusan jenazah, mulai memandikan, mengafani, menyolatkan, hingga memandu proses pemakaman.
"Kan belum tentu semua orang mampu atau mau melakukan pekerjaan seperti ini. Namun, selama ini kesejahteraan para modin belum mendapatkan perhatian dari Pemkot Semarang," katanya.
Maka dari itu, Maskur berharap Pemkot Semarang memperhatikan kesejahteraan para modin dengan tugasnya yang berat dalam melayani masyarakat, misalnya disetarakan upah minimum kota (UMK).
"Meski hanya mendapatkan bantuan transportasi Rp250 ribu, selama ini kawan-kawan modin tetap ikhlas dalam menjalankan tugasnya. Tidak pernah ada demo menuntut kenaikan gaji," katanya.