"Selama ini pelayanan sudah sangat baik, kalau kekurangan tidak ada, yang penting terus dipertahankan dan ditingkatkan," kata pengurus Asosiasi Logistik Forwader Iindonesia (ALFI) Jateng Teguh Arif Handoko di Semarang, Selasa.
Menurut dia, sejauh ini sudah banyak industri dari Jateng dan DIY yang memilih untuk mengirimkan barang melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dibandingkan dengan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya.
"Kalau dulu memang banyak yang lebih memilih ke Jakarta atau Surabaya, tetapi sekarang banyak yang lewat Semarang karena dari sisi operasional juga jauh lebih murah," kata Ketua Komite Tetap Kepelabuhan dan Kemaritiman Kamar dagang dan industri (Kadin) Jateng tersebut.
Diakuinya, ada beberapa industri yang masih mengirimkan barang melalui pelabuhan Jakarta dan Surabaya tetapi karena mempertimbangkan jadwal kapal.
"Ada beberapa kapal yang kalau masuk ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang hanya di hari-hari tertentu, kebanyakan di hari Jumat-Minggu. Kalau di pelabuhan Jakarta dan Surabaya bisa setiap hari, akhirnya pelaku industri kan lebih menyesuaikan kapal dengan jadwal kirim mereka," katanya.
Selain itu, untuk kapal 'direct' atau langsung dari Semarang menuju negara tujuan ekspor juga masih terbatas. Hingga saat ini, untuk kapal direct hanya menuju ke Singapura, Korea, dan Jepang, selebihnya untuk negara tujuan lain seluruhnya melewati Singapura terlebih dahulu.
"Barang dari Jateng kan lebih banyak yang menuju ke Amerika dan beberapa negara di Eropa. Untuk menuju ke negara-negara tersebut kapal dari Jateng harus singgah dulu ke Singapura selanjutnya ganti kapal dan melanjutkan perjalan ke negara tujuan," katanya.
Sementara itu, mengenai koordinasi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa sejauh ini sudah berlangsung cukup baik. Sebagai contoh, jika biasanya ada gangguan dari sisi jaringan internet untuk proses pertukaran data elektronik maka pihak penyedia jasa salah satunya Bea dan Cukai langsung memperbaiki tidak lebih dari satu hari.
Menurut dia, sejauh ini sudah banyak industri dari Jateng dan DIY yang memilih untuk mengirimkan barang melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dibandingkan dengan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya.
"Kalau dulu memang banyak yang lebih memilih ke Jakarta atau Surabaya, tetapi sekarang banyak yang lewat Semarang karena dari sisi operasional juga jauh lebih murah," kata Ketua Komite Tetap Kepelabuhan dan Kemaritiman Kamar dagang dan industri (Kadin) Jateng tersebut.
Diakuinya, ada beberapa industri yang masih mengirimkan barang melalui pelabuhan Jakarta dan Surabaya tetapi karena mempertimbangkan jadwal kapal.
"Ada beberapa kapal yang kalau masuk ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang hanya di hari-hari tertentu, kebanyakan di hari Jumat-Minggu. Kalau di pelabuhan Jakarta dan Surabaya bisa setiap hari, akhirnya pelaku industri kan lebih menyesuaikan kapal dengan jadwal kirim mereka," katanya.
Selain itu, untuk kapal 'direct' atau langsung dari Semarang menuju negara tujuan ekspor juga masih terbatas. Hingga saat ini, untuk kapal direct hanya menuju ke Singapura, Korea, dan Jepang, selebihnya untuk negara tujuan lain seluruhnya melewati Singapura terlebih dahulu.
"Barang dari Jateng kan lebih banyak yang menuju ke Amerika dan beberapa negara di Eropa. Untuk menuju ke negara-negara tersebut kapal dari Jateng harus singgah dulu ke Singapura selanjutnya ganti kapal dan melanjutkan perjalan ke negara tujuan," katanya.
Sementara itu, mengenai koordinasi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa sejauh ini sudah berlangsung cukup baik. Sebagai contoh, jika biasanya ada gangguan dari sisi jaringan internet untuk proses pertukaran data elektronik maka pihak penyedia jasa salah satunya Bea dan Cukai langsung memperbaiki tidak lebih dari satu hari.