Sebelum dibawa ke pemakaman yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah duka, Grumbul Banaran RT 02 RW 05, Desa Gandrungmangu, Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap, jasad Sumarti Ningsih terlebih dulu disalatkan oleh keluarga dan tetangga.

Isak tangis pun mengiringi pemakaman putri ketiga pasangan Achmad Kaliman dan Suratmi itu.

Jenazah Sumarti Ningsih tiba di rumah duka pada Rabu dini hari itu diantar petugas dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI).

Salah seorang staf Kemenlu, Ricardo Gita Perkasa mengatakan bahwa proses pemulangan jenazah Sumarti Ningsih berjalan lancar karena telah dilakukan pencocokan DNA korban dengan ayah, ibu, dan anaknya.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa Kemenlu melalui Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Hong Kong tetap mengawal kasus Sumarti Ningsih termasuk dalam persidangan terhadap pelaku pembunuhan sadis itu.

"Kami juga mengupayakan agar barang-barang Sumarti Ningsih yang masih di Hong Kong bisa dipulangkan ke Indonesia," katanya.

Terkait asuransi dan santunan, dia mengatakan bahwa Sumarti Ningsih pergi ke Hong Kong menggunakan visa turis sehingga tidak mendapatkan asuransi dan santunan.

Sementara itu, ayahanda Sumarti Ningsih, Achmad Kaliman meminta media massa mencabut atau meralat pemberitaan miring terkait profesi yang dijalani korban mutilasi tersebut.

Dalam hal ini, Sumarti Ningsih diberitakan berprofesi sebagai pekerja seks komersial (PSK).

Menurut dia, selama inii Sumarti Ningsih mengabarkan jika bekerja sebagai pelayan restoran di Hong Kong.

"Bagi saya, berita itu tidak benar dan saya tidak percaya kalau anak saya seorang PSK. Mohon berita mengenai anak saya seorang PSK, untuk dihapus atau dihilangkan," katanya.

Kaliman juga meminta pengadilan di Hong Kong memberikan hukuman setimpal bagi pelaku pembunuhan sadis itu.


Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024