"Penerapan ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN nanti akan membuka pergerakan barang secara bebas," katanya usai peluncuran "Young Entrepreneurs Forum" di Semarang, Jumat.
"Young Entrepreneurs Forum" merupakan wahana berbagi ide, informasi, dan pengalaman antarsesama "entrepreneur" muda, serta mendorong munculnya wisrausahawan muda baru yang diinisiasi oleh C Radio 93,4 FM.
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu menjelaskan Indonesia sebenarnya memiliki sumber daya besar yang bisa dimanfaatkan agar tak lagi hanya menjadi konsumen produk-produk negara lain.
Seiring penerapan AEC, kata dia, nantinya beras dari Thailand bisa dengan bebas masuk ke pasar Indonesia, termasuk di Kota Semarang dengan harga lebih murah yang bakal menyaingi produk-produk beras lokal.
"Kenapa beras mereka bisa lebih murah? Mereka (negara lain, red.) punya pelabuhan bagus, kapal besar bisa masuk sehingga efisien, teknologi maju diterapkan, petani-petani juga disubsidi," katanya.
Ia menjelaskan negara lain, seperti Thailand memberikan subsidi secara langsung kepada petani sehingga tidak terpengaruh dengan harga bahan bakar minyak (BBM) mahal, apalagi kesulitan mendapatkan pupuk.
Sementara kondisi di Indonesia berbeda, kata dia, pemerintah memberikan subsidi tidak langsung, misalnya kepada pabrik pupuk, bukan petaninya. Di sisi lain, petani menjadi "terjepit" di kiri-kanan.
Demikian pula gambaran UKM, kata dia, usaha kecil sebenarnya bisa menguasai pasar jika nanti AEC diterapkan mulai 2015, tetapi harus menguatkan produk, terutama aspek kualitas dengan harga yang bersaing.
"Produk-produk usaha kecil pun harus dibuat secara modern agar efisien. Termasuk sisi kebersihannya (produk, red.) pun lebih terjaga. Ini penting agar produk kita pun bisa tembus ke luar," katanya.
Selain itu, Rhenald mengingatkan agar pergeseran perilaku konsumen seiring era Masyarakat Ekonomi ASEAN nantinya juga harus diwaspadai UKM dengan menghadirkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen.
"Konsumen sebenarnya ingin produk yang seperti apa. Ada pergeseran perilaku konsumen. Begini misalnya, kita sekarang masih makan gudeg, soto, dan sebagainya. Anak kita sudah makan sereal," katanya.