Mantan Atlet Binaraga Tekuni Dunia Sulap
Di hadapan ratusan siswa SMK Bagimu Negeriku Semarang, Jumat, ayah dua putri itu memamerkan kebolehannya bermain sulap dengan beraneka trik, seperti tongkat "ajaib" yang disulapnya menjadi ular mainan.
Dalam memainkan salah satu triknya itu, pria kelahiran Semarang, 20 September 1970 itu memanggil salah satu siswa, kemudian memintanya menggenggamkan tangan dan membayangkan uang sebesar Rp100 ribu.
"Simsalabim...!!!", kata Frans sembari mengayunkan tongkatnya yang seketika langsung berubah menjadi ular mainan yang langsung membuat remaja perempuan itu berteriak-teriak dan melompat karena terkejut.
Suami Djing Susi (43) itu juga menampilkan trik sulap lainnya, yakni meminta siswa menebak warna tiga kartu remi berukuran besar, antara hitam dan merah. Tak ada satu pun siswa berhasil menebaknya.
Suasana bertambah meriah tatkala Frans, sembari membawa jaring kecil meminta lima siswa maju ke depan. Jaring yang semula kosong ternyata berisi beraneka benda saat satu persatu siswa merogohnya.
Tak berhenti di situ, Frans juga menyuguhkan sulap aliran fakir, yakni bermain-main dengan mata pisau yang tajam di sejumlah bagian tubuhnya, termasuk memainkannya di lidah tanpa terluka sedikit pun.
Frans mengaku sebenarnya tertarik dunia sulap sejak 2005 lalu saat masih menekuni binaraga, Ade Rai ketika itu kerap memintanya tampil memamerkan trik sulapnya dalam ajang FAME (Fitnes and Model Expo).
"Saat di FAME, saya diminta menjadi semacam 'transformasi' tubuh Ade Rai. Dari sosok kecil menjadi besar. triknya masih sederhana," kata lulusan Akademi Seni Drama dan Film Indonesia (Asdrafi) Yogyakarta itu.
Setelah itu, kata atlet yang sebelum pensiun sempat meraih juara tiga kejuaraan binaraga "Mr Indonesia" 2010, semakin banyak tawaran bermain sulap di berbagai acara, mulai "wedding" hingga peluncuran produk.
"Saya kemudian semakin banyak menguasai berbagai trik sulap, mulai aliran mentalis, hipnotis, hingga fakir seperti Limbad, sedikit-sedikit saya bisa. Namun, saya fokusnya tetap pada ilusionis," kata Frans.
Ketua Dewan Pengawas Yayasan Perhimpunan Bagimu Negeriku Jimmy Philip mengatakan kehadiran Frans Lee itu memang dimaksudkan untuk menghibur para siswa selepas mereka menghadapi ujian kenaikan kelas.
"Mereka kan habis menghadapi ujian kenaikan kelas. Jumlah siswa sekolah ini ada 368 orang dari lima bidang keahlian, yakni tata boga, rekayasa perangkat lunak (RPL), IT, otomotif, dan tata bangunan," katanya.