Presiden Diminta Copot Andi Malarangeng dari Menpora
Hal itu dikemukakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Jaring Mahasiswa Lira Indonesia (Mahali) Muhammad Rozi dan Ketua Umum DPP Pemuda Lira Joko Priyoski melalui siaran pers yang diterima ANTARA Jateng, Jumat pagi.
"Kami, para pemuda dan mahasiswa, mendesak SBY segera copot Andi Mallarangeng sebagai Menpora. Seharusnya Andi A. Mallarangeng jika punya rasa malu, tanpa harus dicopot SBY langsung mengundurkan diri," kata Joko.
Pascapenetapan AAM sebagai tersangka kasus Hambalang oleh KPK, menurut Joko dan Rozi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono semestinya segera mencopot yang bersangkutan dari jabatannya.
"Setelah menjadi tersangka, posisi Andi Mallarangeng tidak lagi efektif dan mencoreng pemerintahan SBY. Para pemuda akan menolak pimpinan yang korup," katanya menegaskan.
Organisasi kepemudaan itu menilai kondisi pengelolaan pemuda dan olahraga di bawah kepeminpinan Andi Mallarangeng merupakan terburuk dalam sejarah Indonesia.
"Bagaimana mungkin pemuda yang diharapkan menjadi penerus bangsa, tetapi menterinya justru terlibat kasus korupsi. Ini merupakan hal yang sangat memalukan bagi bangsa ini. Kelakuan Andi juga sekaligus telah menampar muka SBY yang gencar meneriakkan antikorupsi," katanya menandaskan.
Para pemuda dan mahasiswa menolak dipimpin Menpora yang korup. Jika SBY terus mempertahankan Andi Mallarangeng yang berstatus tersangka, para pemuda dan mahasiswa akan melakukan aksi turun ke jalan.
"Kami akan segel Kantor Menpora sebab Kantor Menpora itu berisi semangat kaum muda yang memiliki jiwa kepemimpinan yang bersih dan sportif," kata Joko Priyoski.
Menurut Rozi dan Joko, para pemuda dan mahasiswa tentu akan merasa terhina jika mereka dipimpin sosok Menteri yang korup. Sebaiknya SBY segera mencopot Andi Mallarangeng dan mengambil sosok yang mampu membawa, mengubah, serta meningkatkan kinerja dan kepercayaan masyarakat pemuda dan olahraga pada Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Dalam memimpin Kemenpora, lanjut Rozi, SBY sebaiknya mengambil dari kalangan profesional agar dapat bekerja dengan baik, mengingat masa kepemimpinannya akan berakhir hingga 2014.
"Jika dari kalangan politik, mereka tidak akan fokus bekerja dan lebih sibuk mengurusi urusan politik untuk Pemilu 2014," tambah Joko yang kini sedang mengambangkan program Pemuda Bela Negara (PBN).