Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengatakan bahwa keberadaan Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) di Jateng sangat tepat dan solutif untuk mengurangi angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di wilayah tersebut.
"Sudah ada 14 rintisan sekolah rakyat yang tersebar di 13 kabupaten/kota di Jateng," katanya, di Semarang, Rabu.
Hal tersebut disampaikannya saat mendampingi Menteri Sosial Syaifullah Yusuf dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Rini Widyantini meninjau SRT 45 Semarang.
Selain untuk membantu mengentaskan kemiskinan, kata dia, keberadaan SRT juga sejalan dengan langkah memperbanyak sekolah vokasi.
"Karena Jawa Tengah itu proyeksinya sekarang adalah investasi padat karya," kata mantan Kapolda Jateng itu.
Saat ini, SRT 45 Semarang masih menempati gedung sementara di Kompleks Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBVP) di Jalan Brigjen Sudiarto, Semarang.
Sekolah tersebut merupakan satu dari 14 rintisan sekolah rakyat tahap pertama yang sudah beroperasi di Jateng, sementara untuk sekolah rakyat tahap kedua masih disiapkan dan akan beroperasi tahun 2026 di 11 kabupaten/kota.
Tidak hanya sekolah rakyat, kata dia, Pemprov Jateng juga melakukan berbagai upaya pengentasan kemiskinan melalui sektor pendidikan, di antaranya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Jateng.
SMKN berlokasi di tiga daerah, yakni Kota Semarang, Pati, dan Purbalingga, serta ditambah program Sekolah Kemitraan yang semuanya untuk memfasilitasi anak-anak dari keluarga miskin dan kurang mampu.
Sementara itu, Menteri Sosial Syaifullah Yusuf mengatakan bahwa gedung SRT 45 Semarang merupakan gedung sementara, sedangkan gedung permanen akan mulai dibangun tahun ini dan akan menampung sekitar 1.000 siswa dari SD-SMP-SMA.
"Lahannya nanti yang menyiapkan Wali Kota, pembangunan dilakukan dengan APBN. Luasnya nanti sekitar 7-8 hektare," katanya.
Areal SRT 45 Semarang nantinya akan memiliki fasilitas lengkap, mulai dari ruang kelas, asrama siswa, asrama guru, perpustakaan, lapangan olahraga, aula, dan tempat ekstrakurikuler.
"Mudah-mudahan tahun depan sudah bisa pindah ke gedung permanen," katanya, serta menyampaikan saat ini sudah ada 165 sekolah rakyat yang beroperasi.
Menurut dia, SRT merupakan bagian dari upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia yang mengusung trilogi sekolah rakyat, yakni memuliakan wong cilik, menjangkau yang belum terjangkau, dan memungkinkan yang tidak mungkin.
"Jadi, selain anak-anaknya sekolah, orang tua atau wali siswa juga akan mengikuti program pemberdayaan, seperti menerima bansos dan pelatihan sehingga dalam lima tahun sudah bisa terangkat kesejahteraannya. Anaknya lulus, keluarganya lepas dari kemiskinan," pungkasnya.

