Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur menandatangani 10 nota kesepahaman atau kerja sama dalam rangka peningkatan perekonomian kedua daerah.
"Kerja sama ini untuk meningkatkan dan menumbuhkan ekonomi baru di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Gubernur Jateng Ahmad Luthfi di Semarang, Sabtu.
Penandatanganan kerja sama itu dilakukan Luthfi di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat, bersama dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Menurut dia, penandatanganan nota kesepahaman tersebut menambah beberapa kerja sama yang sebelumnya sudah disepakati antara kedua provinsi.
Sejumlah kerja sama yang dibangun, antara lain Dinas Ketahanan Pangan Jateng-Jatim terkait pembangunan dan pengembangan ketahanan pangan.
Dinas Koperasi dan UMKM Jateng-Jatim terkait pemberdayaan dan pengembangan koperasi dan UMKM, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng-Jatim tentang fasilitasi pengembangan bidang industri dan perdagangan.
Sejumlah BUMD kedua provinsi juga menjalin kerja sama, meliputi PT Jateng Petro Energi (Perseroda) dengan PT Petrogas Jatim Utama, PT Jateng Agro Berdikari (Perseroda) dengan PT Jatim Grha Utama (Perseroda),
Kemudian, PT Jateng Agro Berdikari (Perseroda) dengan dengan PT Karet Ngagel Surabaya Wira Jatim; Kadin Jateng dengan Kadin Jatim; dan Hipmi Jateng dengan Hipmi Jatim.
"MoU (nota kesepahaman) ini akan segera kita tindaklanjuti, tidak hanya dengan antar OPD-nya (Organisasi Perangkat daerah) tetapi juga dengan beberapa BUMD, Kadin, dan Hipmi. Sehingga di dua provinsi ini akan timbul ekonomi baru di beberapa sektor," katanya.
Ia mengatakan kerja sama kedua provinsi tersebut merupakan salah satu bentuk collaborative government (pemerintahan kolaboratif) yang diharapkan mampu memperkuat ekonomi di kedua provinsi.
Sejumlah potensi ekonomi yang dapat dikolaborasikan, di antaranya pemenuhan kebutuhan susu di Jateng yang diambil dari Jatim, juga gula kristal yang banyak diproduksi di Banyumas Jateng dan sangat dibutuhkan oleh Jatim.
"Kerja sama dan kolaborasi ini dalam rangka memperkuat posisi Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam rangka mendukung kebijakan Presiden, serta memberikan kontribusi terbaik kepada masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Luthfi.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan Jateng dan Jateng adalah pusatnya (punjere) nusantara.
"Dhawuh Mbah Kiai Maimoen Zubair, Jawa Timur dan Jawa Tengah harus nyawiji (bersatu). Jadi kalau Pak Gubernur (Ahmad Luthfi) bilang puser, beliau bilang Jawa Timur dan Jawa Tengah itu 'punjere' Indonesia," ungkapnya.
Seluruh elemen strategis di kedua provinsi tersebut diharapkan tidak hanya tersambung secara institusional, tetapi juga dari sisi kemajuan bersama.
"Tentu, harapan kami adalah sinergi, sinergi, sinergi. Kolaborasi, kolaborasi, kolaborasi. Banyak sektor-sektor yang potensinya besar di Jateng dan kita membutuhkan. Sebaliknya ada sektor yang Jateng masih membutuhkan dari Jatim, ini bentuk sinergi dan kolaborasi," katanya.

