Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang melalui RSUD KRMT Wongsonegoro (RSWN) dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Semarang dan Universitas Diponegoro Semarang meluncurkan program Pijar (Pemuda Peduli dan Jaga Kesehatan Mental Remaja).
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti di Semarang, Selasa, menyampaikan apresiasi kepada RSWN, KNPI, dan Fakultas Psikologi Undip atas inisiatif membentuk jejaring pendampingan kesehatan mental bagi pelajar.
"Saya bersyukur ketika KNPI, RSWN, kemudian Fakultas Psikologi Undip, nanti mungkin menyusul Fakultas Psikologi yang lain untuk bisa hadir, menjemput bola masuk ke sekolah-sekolah khususnya anak-anak SMP atau 'teenagers'," katanya.
Menurut dia, program Pijar merupakan sebuah gerakan kolaboratif untuk memperkuat ketahanan mental remaja di tengah tantangan era digital.
"Mereka yang berada pada usia belasan tahun sangat rentan terhadap gejala-gejala gangguan penyakit mental," katanya.
Ia menyoroti tantangan utama remaja masa kini yang tumbuh di tengah banjir informasi melalui media sosial (medsos) yang kini bukan sekadar alat komunikasi, melainkan juga ruang pembentukan jati diri yang bisa memengaruhi kesehatan mental.
"Kadang kita mencari validasi sosial dari layar kecil di tangan kita. Anak-anak yang tumbuh tanpa kendali di ruang digital bisa kehilangan arah, kalau tidak ada pendampingan," katanya.
Agustina juga menegaskan pentingnya memperkuat peran guru BK dan sekolah sebagai lingkungan aman bagi siswa untuk berbagi cerita dan menjaga keseimbangan emosional.
Direktur RSWN dr. Eko Krisnarto, Sp.KK, menambahkan bahwa kesehatan jiwa menjadi salah satu masalah kesehatan terpenting di Indonesia, terutama kalangan usia remaja.
Sebagai langkah nyata, RSWN mengembangkan instrumen deteksi dini gangguan mental remaja berbasis digital bernama Sultan Mataram, yang terintegrasi dalam aplikasi MyRSWN dan dapat diunduh di Playstore.
"Sejak tahun 2024 RSWN telah mengunjungi 15 sekolah dengan lebih dari 6.000 siswa melakukan skrining mandiri, dan 720 di antaranya terindikasi membutuhkan pendampingan psikolog," katanya.
Sementara itu, Ketua DPD KNPI Kota Semarang Yohana Citra Mahardika menegaskan bahwa peluncuran program Pijar bukan kegiatan seremonial, tetapi gerakan berkelanjutan yang segera turun ke lapangan.
"Kami akan visit ke SMP-SMP se-Kota Semarang bersama Gerakan Sehat Mental dari BEM Fakultas Psikologi Undip. Di sana, kami akan melakukan sharing, afirmasi positif, serta menghadirkan kegiatan yang menyenangkan," katanya.
Menurut dia, kegiatan lanjutan itu menjadi bentuk nyata komitmen KNPI untuk menjemput bola dalam mendampingi para remaja yang membutuhkan bantuan atau bimbingan psikologis.
"Kami ingin memastikan tidak ada remaja di Semarang yang merasa sendirian menghadapi tekanan hidup. Pijar hadir sebagai teman dan jembatan bagi mereka," katanya.
Kegiatan tersebut dirangkaikan dengan Seminar Kesehatan Mental Remaja bertema "Scroll With Care: Remaja, Media Sosial, dan Kesehatan Mental" yang diikuti 90 guru bimbingan konseling SMP se-Kota Semarang, 20 pengurus KNPI, serta 10 mahasiswa BEM Psikologi Undip.
Baca juga: Undip Semarang gandeng Bank Tanah kembangkan riset pertanahan

