Kudus (ANTARA) - Bupati Kudus Sam'ani Intakoris menyerahkan secara simbolis bantuan 27 unit kaki palsu kepada penyandang disabilitas di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang merupakan hasil kolaborasi dengan Bank Jateng dengan nilai bantuan mencapai Rp150 juta.
"Hari ini kita menyerahkan bantuan kaki palsu untuk saudara-saudara kita yang membutuhkan. Terima kasih kepada Bank Jateng atas bantuannya, serta kepada Dinas Sosial yang telah memetakan dan mendata masyarakat yang benar-benar membutuhkan," ujarnya di sela-sela penyerahan kaki palsu di kantor Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) Kudus, Senin.
Ia berharap bantuan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh penerima.
Pada kesempatan tersebut, Sam'ani juga menyampaikan pemkab akan terus berupaya memberikan dukungan bagi penyandang disabilitas, tidak hanya berupa kaki palsu, tetapi juga bantuan lain seperti kursi roda, alat bantu jalan, hingga program perlindungan sosial.
"Ke depan, kami akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta, agar semakin banyak bantuan yang bisa disalurkan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinsos P3AP2KB Kudus Putut Winarno menyampaikan bantuan kaki palsu ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Kudus dengan Bank Jateng.
"Total ada 27 unit kaki palsu dengan nilai bantuan Rp150 juta. Dinas Sosial juga melakukan pendataan agar bantuan tepat sasaran," ujarnya.
Permohonan yang diterima Dinsos, kata dia, ada 30-an, namun yang bisa direalisasikan 27 unit kaki palsu.
Selain menyerahkan bantuan, Pemkab Kudus juga berencana menyerahkan bantuan kruk atau tongkat penyangga (krek) untuk membantu berjalan sebanyak 20 pasang, sedangkan kursi roda ada 50 buah.
Bantuan krek dan kursi roda tersebut merupakan anggaran dari daerah yang dijadwalkan untuk diserahkan dalam waktu dekat.
Sulkin (31), salah satu warga Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kudus mengakui berterima kasih atas diterimanya bantuan kaki palsu dari Pemkab Kudus berkolaborasi dengan Bank Jateng.
Apalagi, kata dia, kaki palsu miliknya sudah berusia delapan tahun dan memang digunakan untuk menunjang aktivitasnya sebagai pekerja proyek.
"Untuk membeli sendiri memang belum terealisasi, karena harganya berkisar Rp3,5 hingga Rp4 juta. Beruntung saya memenuhi syarat sebagai penerima bantuan kaki palsu," ujar Sulkin yang kaki kanannya harus diamputasi karena kecelakaan sepeda motor.
Baca juga: PT Pertamina Patra Niaga Boyolali raih penghargaan atas pemberdayaan disabilitas

