Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang menggandeng Nestle untuk melakukan intervensi penanganan stunting melalui pendampingan gizi kepada sebanyak 259 anak berusia 1-4 tahun di puluhan desa di wilayah tersebut.
"Kami punya PR (pekerjaan rumah) sekitar 5.000 anak yang berpotensi stunting maupun stunting, dan Alhamdulillah Nestle ikut berperan serta (intervensi, red.) sekitar 259 anak," kata Bupati Batang M. Faiz Kurniawan, di Batang, Jawa Tengah, Rabu.
Hal tersebut disampaikannya di sela kegiatan volunteering sebagai bagian dari Program Pendampingan Gizi di Aula Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Jateng.
Ia berharap semakin banyak anak yang bisa diintervensi, dengan melibatkan semakin banyak pihak, termasuk semakin luasnya cakupan program dari Nestle yang memiliki pabrik di Batang.
"Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan Nestle untuk mengintervensi kepada keluarga di Batang supaya anak-anaknya itu yang kemarin berpotensi stunting atau bahkan sudah stunting itu bisa tumbuh kembang lebih baik dan enggak stunting," katanya.
Dari angka potensi stunting sekitar 5.000 anak, Faiz mengatakan setidaknya setiap tahun ditargetkan ada penurunan setidaknya 10-15 persen, serta adanya langkah pencegahan munculnya kasus baru.
"Artinya paling tidak setiap tahun kita harus intervensi sekitar 500 sampai 700 Nah, tetapi kan setiap tahun juga akan ada produksi (kasus stunting, red.) baru," katanya.
Direktur Corporate Affairs and Sustainability PT Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu menegaskan komitmen perusahaan untuk membantu menurunkan angka stunting melalui program pendampingan gizi.
"Melalui Program Pendampingan Gizi, kami tidak hanya menghadirkan intervensi yang nyata, tetapi juga menggerakkan karyawan dari pabrik dan kantor pusat untuk mendampingi keluarga penerima manfaat serta kader posyandu," katanya.
Program pendampingan gizi di Kabupaten Batang secara total menjangkau 259 balita di 50 desa dan empat kecamatan, dengan dukungan 66 kader dari 119 posyandu, melalui kolaborasi bersama Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga bersama Pemkab Batang.
Intervensi dilakukan melalui distribusi tambahan gizi berupa satu butir telur dan satu gelas susu tinggi kalori DANCOW GroPlus setiap hari selama enam bulan untuk anak usia 1–4 tahun berisiko stunting.
Selain itu, program juga mencakup edukasi mengenai gizi anak, pola asuh makan, jajanan sehat dan keamanan pangan, penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pengukuran antropometri rutin, serta pemantauan bulanan bersama tim ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Sementara itu, Factory Manager Pabrik Nestle Bandaraya Norman Tri Handono menambahkan selama 180 hari ke depan akan melakukan pemberian tambahan makanan, pemantauan peningkatan status gizi, serta peningkatan kapasitas kader, dan pengetahuan keluarga terkait praktik gizi seimbang.
"Kami berharap melalui program ini, kita dapat memberdayakan kader dan keluarga sebagai garda terdepan dalam pencegahan stunting, guna menyiapkan generasi penerus bangsa yang sehat, kuat, dan siap menyongsong Indonesia Emas 2045," katanya.
Baca juga: Kemendes: Dana desa bisa dimanfaatkan untuk penanganan stunting

