Kudus (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menekankan pentingnya penerapan konsep deep learning dalam Sistem Pendidikan Nasional (sisdiknas) sebagai arah baru pembelajaran di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan saat pembukaan seminar Teaching, Linguistics, Culture and Education Conference (TELCECON) #5 yang diselenggarakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muria Kudus (UMK) di Auditorium UMK, Selasa.
Menurut Mendikdasmen Abdul Mu'ti di Kudus, Selasa, pendidikan masa depan tidak cukup hanya berfokus pada transfer pengetahuan, melainkan harus menumbuhkan pemahaman mendalam, kemampuan berpikir kritis, dan kreativitas peserta didik.
"Pendidikan masa depan menuntut lebih dari sekadar transfer pengetahuan. Deep learning menekankan pada pemahaman mendalam, kemampuan berpikir kritis, dan kreativitas peserta didik. Inilah arah baru pendidikan Indonesia yang harus kita dorong bersama," ujar Mendikdasmen Abdul Mu'ti.
Ia mengapresiasi langkah UMK yang melalui penyelenggaraan TELCECON menghadirkan ruang bagi para pendidik, peneliti, dan praktisi pendidikan, untuk berinovasi serta beradaptasi dengan perkembangan teknologi pembelajaran.
Dalam kesempatan yang sama Mendikdasmen meresmikan pembangunan gedung FKIP Tower, yang akan menjadi gedung perkuliahan tertinggi di lingkungan UMK dengan tujuh lantai dan ditargetkan rampung tahun ini. Gedung tersebut diharapkan menjadi pusat inovasi dan pengembangan pendidikan berbasis teknologi.
Mendikdasmen berharap kegiatan seperti TELCECON dapat menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lain untuk terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas pendidikan nasional.
"Dengan terselenggaranya TELCECON #5, FKIP UMK diharapkan terus menjadi pelopor dalam pengembangan inovasi pembelajaran dan kontribusi ilmiah di tingkat nasional maupun internasional," ujar Abdul Mu'ti.
Sementara itu Rektor UMK Darsono menyampaikan penyelenggaraan TELCECON #5 merupakan bentuk komitmen universitas dalam menghadirkan forum ilmiah yang relevan dengan tantangan pendidikan masa kini.
"Deep learning bukan hanya teknologi, tetapi juga pendekatan berpikir baru dalam pembelajaran. Guru dan calon guru harus mampu memanfaatkannya untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan adaptif," ujarnya.
Konferensi internasional TELCECON #5 ini menampilkan berbagai narasumber dari kalangan akademisi dan praktisi pendidikan yang membahas implementasi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning dalam dunia pendidikan, khususnya di bidang pembelajaran bahasa, literasi digital, dan inovasi pedagogi.
Selain seminar utama, peserta juga berkesempatan mempresentasikan hasil penelitian dalam sesi paralel yang mencakup bidang teaching, linguistics, culture, dan education technology.

