Solo (ANTARA) - Sebanyak 40 seniman menggelar pameran lukisan dengan tajuk Ekspresi Pelukis Solo di Kusuma Sahid Prince Hotel (KSPH) Solo, Jawa Tengah, 4-12 Oktober.
Koordinator Pameran Sulistyo pada pembukaan, Sabtu mengatakan kegiatan tersebut merupakan pameran reuni bagi para pelukis Solo yang berada dalam wadah Bengawan Solo Art.
Ia mengatakan Bengawan Solo Art merupakan wadah yang menyatukan berbagai komunitas, termasuk komunitas bunga rumput dan komunitas sketsa.
“Kami ini semua tergabung dalam Bengawan Solo Art yang sebetulnya kita mulai itu dari tahun 90,” katanya.
Ia mengatakan pameran ini merupakan yang ke-18 setelah sempat vakum sekitar 15 tahun. Pada pameran tersebut, ada sebanyak 40 lukisan yang dipamerkan.
Peserta pameran kali ini mencakup lintas generasi, dari mahasiswa UNS hingga seniman senior yang berusia hampir 70 tahun. Ia berharap event ini dapat kembali menjadi agenda tahunan seperti yang rutin dilakukan setiap bulan Agustus di masa lalu.
Sementara itu, Agus Kristianto dari PT Mandom Indonesia sebagai pendukung acara tersebut menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap komunitas seni lukis di Solo. Ia menegaskan pentingnya sinergi antara industri dan seniman lokal.
“Kami dari PT Mandom Indonesia berkomitmen untuk tetap bersinergi dengan seniman-seniman, terutama di Kota Solo," ujar Agus Kristianto.
Ia secara khusus mengapresiasi kebangkitan kembali kelompok Bengawan Solo Art.
“Kami apresiasi pada hari ini dibuka Ekspresi Pelukis Solo yang telah vakum hampir berapa tahun ya, 15 tahun,” katanya.
Menurutnya, reuni ini perlu diapresiasi tinggi agar dapat membangkitkan semangat berkarya.
“Ini perlu kita apresiasi, sehingga ada gairah di sini. Pelukis-pelukis lokal itu akan bergairah untuk membuat karya-karya lukisan yang lebih bagus lagi,” katanya.
General Manager Kusuma Sahid Prince Hotel Sendang Kusumastuti menyampaikan rasa senangnya karena hotel tersebut bisa menjadi tuan rumah pameran lukisan yang sempat vakum lama ini.
“Pameran ini bukan hanya jadi ajang menampilkan karya tetapi juga jadi ruang perjumpaan antara seniman dan masyarakat dalam sebuah dialog budaya yang hangat dan inspiratif,” katanya.

