Solo (ANTARA) - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melalui Kementerian Keilmuan dan Keislaman berkolaborasi dengan Kalimah Sawa.id dan Kabarmuh.id membagi tips menulis esai dari hal receh menjadi tulisan bermakna.
Pada diskusi santai tentang kepenulisan, bertemakan Casual Discussion: Nulis Tanpa Beban, dari Ide Receh Jadi Tulisan Asyik di Ruang Meeting Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial (PSB PS) Gedung Induk Siti Walidah UMS, Solo, Jawa Tengah, Sabtu, ada 30 peserta yang mengikuti baik dari kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum.
Dalam sambutannya, Ketua Panitia Ahmad Muwaffiqul Khoir menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai sarana pengembangan diri mahasiswa. Menurutnya, mahasiswa tidak cukup hanya dikenal dari status akademiknya tetapi juga perlu meninggalkan jejak karya dan prestasi yang nyata.
“Melalui acara ini, kita berharap mahasiswa tidak hanya dilihat dari statusnya, tetapi juga dari jejak karya dan prestasi yang akan sangat berpengaruh dalam dunia kerja,” katanya.
Narasumber utama, Yusuf R. Yanuri yang merupakan seorang akademisi sekaligus penulis di berbagai media nasional, memberikan pemaparan materi terkait struktur penulisan esai. Ia menjelaskan beberapa unsur penting dalam menulis esai, di antaranya pembukaan yang menarik, argumen yang kuat, tata kalimat yang baik, serta format teknis yang rapi.
Selain itu, Yusuf juga membagikan tips agar esai mampu memikat pembaca. Menurutnya, tulisan yang menarik seringkali diawali dengan sebuah cerita sederhana. Hal tersebut menjadi penentu apakah pembaca akan melanjutkan membaca atau berhenti di awal.
Ia menekankan ide menulis tidak selalu harus berangkat dari teori-teori berat, melainkan dapat dimulai dari hal-hal kecil dan receh yang dekat dengan keseharian, seperti pengalaman perjalanan, film yang ditonton, atau lagu yang didengarkan.
Lebih jauh, Yusuf mengingatkan esai terdiri dari dua komponen utama, yakni isi dan kemasan. Ia menganalogikan tulisan dengan botol air mineral yang membutuhkan keduanya agar dapat diterima masyarakat luas.
“Tulisan itu ibarat botol air mineral, ada isi dan ada kemasan. Keduanya sama-sama penting agar bisa diterima pembaca. Seperti tulisan Goenawan Mohamad yang singkat, puitis, kritis, namun memiliki makna universal,” jelasnya.
Kegiatan Casual Discussion ini berlangsung kondusif, interaktif, dan penuh antusiasme dari para peserta. Harapannya, kegiatan semacam ini dapat menjadi wadah inspirasi sekaligus motivasi bagi mahasiswa untuk semakin berani berkarya, serta memberikan perubahan positif melalui tulisan yang lahir dari ide-ide sederhana namun bermakna.

