Semarang (ANTARA) - Rektor Universitas PGRI Semarang (Upgris) Dr. Sri Suciati mengimbau mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi secara baik dan tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Penyampaian aspirasi itu dijamin oleh undang-undang, memang dibolehkan, tetapi pesan kami selalu kepada mahasiswa Upgris, terutama kalau menyampaikan aspirasi seperti ini pastikan tidak melakukan tindakan anarkis," katanya, di Semarang, Senin.
Ia khawatir jika ada pihak-pihak yang ingin melakukan provokasi dan berbuat anarki saat momentum penyampaian aspirasi sehingga meminta mahasiswa Upgris untuk berhati-hati.
Menurut dia, tindakan anarkis akan menjadikan apa yang selama ini diperjuangkan oleh mahasiswa menjadi tidak fokus dan justru merugikan semuanya.
"Ingin pajak diturunkan, misalnya, itu yang diaspirasikan, disuarakan, dan disampaikan. Tapi kalau kemudian melakukan tindakan-tindakan anarkis bisa jadi itu penyusup, orang-orang yang ikut nimbrung dalam demonstrasi," katanya.
Sementara itu, puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Semarang Raya menggelar aksi damai yang dihadiri pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah.
Dalam aksi yang berlangsung di Lapangan Pancasila atau Simpang Lima Semarang, Senin, dihadiri jajaran Wakil Ketua DPRD Jateng, antara lain Sarif Abdillah, Heri Pudyatmoko, dan Mohammad Saleh.
Peserta aksi berasal dari sejumlah kampus di Semarang, di antaranya BEM Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus).
Kemudian, Upgris, Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Semarang (USM), Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), dan BEM UIN Walisongo Semarang.
Masing-masing perwakilan dari kampus menyampaikan orasi, di antaranya menyoroti UU Perampasan Aset, tunjangan DPR RI, kekerasan, dan kriminalisasi terhadap tujuh mahasiswa di Aksi May Day (Hari Buruh).
Aksi bertajuk "Audensi Terbuka Seruan Kuliah di Jalan di Lapangan Simpang Lima" itu berjalan damai tampa pengawalan ketat aparat kepolisian, dan massa aksi langsung membubarkan diri.

