Semarang (ANTARA) - Gerakan Indonesia Memasak (GIM) Mustika Rasa yang diinisiasi Foodbank of Indonesia (FOI) atau Yayasan Lumbung Pangan Indonesia dan dinas terkait menargetkan setidaknya 100.000 perempuan dari seluruh Indonesia.
Pendiri FOI M Hendro Utomo di Semarang, Sabtu, mengatakan gerakan tersebut memang diluncurkan pertama kali di Kota Semarang bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang dan Provinsi Jawa Tengah.
"Kegiatan ini sebagai bentuk dukungan terhadap konsumsi pangan lokal dan menghadirkan pengalaman memasak yang menyenangkan," katanya.
Menurut dia, gerakan yang mendorong untuk kembali memasak memang perlu digalakkan, sebab Indonesia kaya dengan bahan pangan lokal, terutama rempah.
"Seperti kata Bung Karno (Presiden Sukarno), Indonesia kaya dengan bahan pangan, harusnya di Indonesia enggak boleh ada yang kelaparan. Kemudian Bung Hatta (Wapres M Hatta) menyampaikan keadilan sosial. Artinya, tidak boleh menikmati sendirian," katanya.
Dengan memasak, kata dia, maka sampah kemasan makanan berkurang, inflasi menjadi rendah, dan yang terpenting generasi muda Indonesia tumbuh sehat.
"Makanan beli enggak apa-apa, untuk referensional. Tapi, produsen juga dirangkul untuk menggunakan bahan-bahan lokal. Target kami ada 100 ribu orang nanti sampai peringatan Hari Ibu. Gerakan ini dimulainya dari Semarang," katanya.
Selain Semarang, GIM Mustika Rasa juga berlangsung di 69 kabupaten/kota se-Indonesia, dan 18 daerah di antaranya di Jateng, seperti Pati, Rembang, Pekalongan, Tegal, Magelang, Solo, Klaten, Boyolali, Purworejo, Wonosobo, dan Purbalingga.
"Melalui gerakan ini, para ibu dan perempuan diajak untuk bagaimana mengumpulkan, meramu, mengolah bahan pangan, menyajikan, dan membagikan. Bagaimana memasak itu menyenangkan," kata Hendro.
Kepala Dishanpan Kota Semarang Endang Sarwiningsih Setyawulan mengatakan bahwa generasi muda, terutama ibu-ibu muda memang perlu digerakkan kembali untuk memasak.
Ia mengingatkan bahan pangan lokal diangkat kembali dalam masakan yang disajikan oleh para ibu untuk keluarganya karena manfaatnya banyak sekali.
"Kalau memasak sendiri, masakan yang disajikan kan higienis, komponen mutu gizi dan mineral terpenuhi, dan harganya tidak mahal. Artinya, sehat dan murah," katanya.
Dengan demikian, Endang berharap anak-anak bisa tumbuh menjadi generasi muda yang sehat, kuat, tangguh, dan produktif.

