Cilacap (ANTARA) - Anggota Komisi VII DPR RI Siti Mukaromah mengatakan, Festival Nelayan yang setiap tahun diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, layak masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) merupakan salah satu program strategis Kementerian Pariwisata.
"Tentunya apa yang telah dilaksanakan hari ini (27/6), kita akan sampaikan secara formal baik kepada Kementerian Pariwisata maupun Komisi VII dan nanti juga menjadi bagian dari rekomendasi untuk disampaikan kepada Kementerian Kebudayaan karena ini masih ada kaitannya dengan kebudayaan ," katanya di sela prosesi Sedekah Laut dalam rangkaian Festival Nelayan 2025 di Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Jumat.
Sementara itu, kata dia, kebudayaan merupakan bagian dari ekosistem kepariwisataan maka hal tersebut menjadi bagian dari laporan atau progres yang akan disampaikan kepada pemerintah maupun Komisi VII DPR RI yang membidangi Perindustrian, UMKM, Ekonomi Kreatif, Pariwisata dan Sarana Publikasi.
Oleh karena itu, dia mengharapkan semua pihak baik kementerian, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, maupun Pemerintah Kabupaten Cilacap untuk bisa terlibat aktif dan lebih optimal lagi agar tradisi yang sudah berjalan tersebut bisa masuk dalam program KEN.
"Itu menjadi kekuatan kepariwisataan yang berbasis ekosistem termasuk di dalamnya ada budaya, dan Cilacap sebagai salah satu kabupaten yang secara posisi geografisnya adalah mempunyai panjang garis pantai selatan sekitar 108 kilometer," katanya yang akrab disapa Erma.
Menurut dia, hal itu berarti Cilacap memiliki potensi luar biasa untuk berbagai pengembangan termasuk pengembangan ekonomi produktif bagi masyarakat dan pemerintah pusat maupun daerah.
Kendati demikian, dia mengatakan beberapa hal yang perlu dibenahi dalam pengembangan pariwisata di Cilacap, salah satunya perlu mengoptimalkan komunikasi antar-lembaga.
Dia pun mencontohkan keberadaan sempadan di sepanjang pantai selatan Cilacap yang merupakan jalur pertahanan dan keamanan di bawah naungan TNI.
"Nah, bagaimana sempadan ini, jalurnya itu, pantainya itu, bisa menjadi jalur yang kekuatan keamanannya dan pertahanannya kita perkuat, namun kita bisa upayakan, optimalkan dengan sisi yang lainnya. Misal, sisi lainnya adalah meningkatkan kepariwisataan yang itu nanti bisa menjadi tempat hiburan buat masyarakat," katanya.
Menurut dia, sisi lain tersebut akan berefek pada hal lainnya seperti terjadinya komunikasi ekonomi, baik usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), usaha transportasi, usaha perhotelan, kuliner, budaya, serta hal-hal lain yang saling menguatkan.
Terkait dengan hal itu, dia mengaku akan turut memperjuangkan upaya pengembangan industri kepariwisataan di Cilacap hingga tingkat nasional.
"Apalagi animo masyarakat hari ini (27/6) begitu luar bisa, itu menjadi kekuatan yang bisa kita perjuangkan sampai ke tingkat nasional, dan itu bukan hanya akan mengundang wisatawan dalam negeri saja, juga wisatawan internasional kita harapkan punya daya tarik tersendiri ke Cilacap," kata Erma.

Sedekah Laut merupakan wujud syukur nelayan Kabupaten Cilacap atas limpahan rezeki dari Allah SWT. Tradisi tahunan tersebut dilaksanakan sejak zaman pemerintahan Adipati Cakrawerdaya III pada 1817, setiap Jumat Kliwon pada bulan Muharam atau Sura.
Pelaksanaan tradisi tersebut sempat terhenti, tetapi kemudian dihidupkan kembali mulai tahun 1982, pada masa pemerintahan Bupati Poedjono Pranjoto.
Prosesi Sedekah Laut yang menjadi bagian dari Festival Nelayan 2025 diawali dengan penyerahan Jolen Tunggul (tandu berisi sesaji, red.) oleh sosok Adipati Cakrawerdaya III yang diperankan oleh Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman kepada perwakilan nelayan di Pendopo Wijayakusuma Sakti Kabupaten Cilacap, Jumat (27/6) pagi.
Selanjutnya Jolen Tunggul diarak menuju Pantai Teluk Penyu bersama delapan jolen lainnya, salah satunya merupakan jolen khusus titipan dari Sri Sultan Hamengkubuwana X, yang dikirimkan melalui Paguyuban Kerabat Mataram.
Setelah menjalani prosesi Serah Tinampi (serah terima, red.) di Pantai Teluk Penyu, jolen-jolen tersebut dinaikkan ke atas perahu untuk dibawa ke Pulau Majeti di selatan Pulau Nusakambangan untuk dilarung ke laut lepas.
Baca juga: Bupati Cilacap berharap Festival Nelayan jadi agenda wisata nasional

