Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Fujian, China, dalam pengembangan bidang kelautan dan perikanan.
Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan kesepakatan antara Gubernur Jateng Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Fujian Lin Ruiliang, di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Selasa.
Salah satu sektor yang dikerjasamakan adalah penguatan potensi kelautan dan perikanan serta mitigasi bencana kemaritiman, mengingat kedua provinsi sama-sama memiliki potensi besar di sektor tersebut.
Untuk sektor kelautan dan perikanan perjanjian kerja sama ditandatangani oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah Endi Faiz Effendi dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Fujian Yan Zhihuang.
"Hari ini kami kedatangan Wakil Gubernur Fujian dengan Wakil Wali Kota Zhangzhou untuk meneruskan sister province dengan Fujian yang sudah dilaksanakan sejak 2003," kata Luthfi, usai acara penandatanganan kerja sama.
Menurut dia, kerja sama itu terus ditingkatkan dengan berbagai program, di antaranya meliputi perekonomian, kelautan, dan pariwisata.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng Endi Faiz Effendi menambahkan bahwa kerja sama dengan Fujian terkait teknologi budidaya dan pengolahan produksi laut, pengembangan sumber daya manusia bidang perikanan, dan mitigasi bencana bidang maritim.
"Ada juga kegiatan yang sifatnya untuk mengundang investasi di Jawa Tengah terkait dengan industri kelautan dan perikanan," katanya.I
a menjelaskan bahwa pertumbuhan produksi hasil kelautan dan perikanan di Jateng menunjukkan tren yang positif dari tahun ke tahun, terutama dalam jangka waktu lima tahun terakhir.
Tercatat produksi perikanan tangkap di Jateng dari tahun ke tahun antara lain tahun 2018 sebanyak 309.759 ton, tahun 2019 ada 331.493 ton, tahun 2020 (343.587 ton) tahun 2021 (351.238 ton), tahun 2022 (366.912 ton), tahun 2023 (372.517 ton), dan tahun 2024 mencapai 379.124 ton.
Sementara produksi perikanan budidaya berkembang signifikan, mulai tahun 2018 mencapai 623.945 ton, tahun 2019 (656.738 ton), tahun 2020 (668.402 ton), tahun 2021 (693.116 ton), tahun 2022 (707.225 ton), tahun 2023 (718.909 ton), dan tahun 2024 (732.480 ton), dengan komoditas unggulan nila, lele, bandeng, udang vaname, dan gurame.
Eskpor Jateng atas sektor tersebut juga tinggi selama lima tahun terakhir, dengan negara tujuan utama ekspor hasil kelautan dan perikanan, meliputi China, Amerika Serikat, Jepang, Vietnam, dan Malaysia.
Adapun ekspor perikanan ke China pada 2024 mencapai 63.196,11 ton. Dengan komoditas seperti ikan kaca piring, ikan kurisi, cumi-cumi, sotong, ikan tengiri, ikan kakap, tiram, udang, ikan makrel dan gurita.
Bahkan, permintaan ekspor cumi sirip panjang (loligo pealei) dari Jateng ke China kurang lebih mencapai 95 ton dengan nilai Rp18 miliar.
Sementara itu, Wakil Gubernur Fujian Lin Ruiliang mengatakan bahwa Fujian memiliki wilayah maritim yang lebih luas dibandingkan daratannya sehingga sangat kaya akan hasil produksi maritim.
Usaha kemaritiman di Fujian juga memproduksi hasil skala besar untuk kebutuhan pangan China, demikian juga dengan Jateng yang menjadi "sister province" dari Fujian selama 23 tahun.

